"Instruksi dari Balai Besar TNKS untuk membuka kembali jalur pendakian Gunung Kerinci mulai hari ini, namun kami belum terima salinan tertulisnya," kata Pelaksanaan Harian Pos Resor 10 Kantor Seksi Pengelolaan TNKS Wilayah I Kayu Aro, Mariyono, di Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi, Rabu.
Meskipun jalur pendakian gunung dengan ketinggian 3.805 meter di atas permukaan laut itu telah dibuka kembali, katanya menambahkan, pendaki hanya diperboleh melakukan pendakian hingga shelter II atau pada ketinggian 3.100 mdpl.
"Shelter II ini merupakan titik aman. Di daerah itu masih banyak pohon yang tinggi sehingga jika terjadi peningkatan aktivitas Kerinci, makan mereka terlindungi oleh pepohonan tersebut," katanya.
Ia menyebutkan, sebelumnya Pos Pengamatan Gunungapi Merapi Kerinci Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi pada 28 Maret memberikan rekomendasi agar para masyarakat sekitar Gunung Kerinci dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah gunung dengan radius tiga kilometer.
Dari rekomendasi itu, katanya, TNKS memutuskan untuk sementara menutup jalur pendakian mulai 28 Maret. "Alasan lainnya, cuaca juga ekstrem, antisipasi keracunan belerang dan abu vulkanik," katanya.
Sementara menurut petugas pengamatan Gunung Kerinci, S. Mamori, menyebutkan gunung yang saat ini berstatus waspada (level II) ini masih terekam mengeluarkan gempa hembusan.
"Dari rekaman aktivitas seismik, hari ini masih terjadi gempa hembusan dan secara visual tidak terlihat hari gunung tertutup kabut dan mendung," katanya.
Ia menyebutkan, tipe gunungapi aktif yang merupakan tertinggi di Sumatera itu memang sering mengeluarkan gempa hembusan.
Ia mengatakan, aktivitas gempa hembusan terekam sepanjang Februari dan Maret dengan tingkat kekuatan dan jangka waktu yang fluktuatif.
"Ketinggian abu ada yang mencapai 2.000 meter. Sementara kekuatan gempa hembusan berkisar 0,5 - 5 milimeter dan lama waktu antara 10 - 25 detik," katanya.
Pewarta: Agung Pambudi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016