Berlin (ANTARA News) - Parlemen Jerman Jumat menyetujui keputusan untuk mengirim enam jet Tornado ke Afghanistan guna melakuka misi mata-mata bagi NATO dalam perang melawan Taliban. Para anggota majelis rendah Bundestag menyetujui misi itu dengan 405 banding 157 suara. Menteri Pertahanan Franz Josef Jung mengatakan pesawat itu akan diawaki oleh sekitar 500 tentara Jerman dan dapat dikerahkan di Afghanistan pertengahan-April. Tornado, yang dapat memasok citra udara posisi Taliban, akan ditempatkan di Mazar-i-Sharif di Afghanistan utara. Jerman dalam beberapa bulan belakangan ini mendapat tekanan keras dari sekutunya di NATO untuk meningkatkan kehadiran militernya di Afghanistan ketika pasukan internasional berusaha untuk menghancurkan perlawanan Taliban. Namun misi Tornado itu ternyata sangat kontroversial dan Jung harus memberi anggota parlemen yang enggan (mendukung pengiriman itu) jaminan bahwa jet-jet tempur tersebut tidak akan dikirim ke pertempuran. Para pengecam misi itu bagaimaapun mengatakan bahwa misi tersebut sama halnya dengan campurtangan pertempuran karena informasi yang dikumpulkan oleh pesawat itu akan digunakan oleh sekutu NATO untuk menyerang posisi Taliban. Mereka juga memperingatkan bahwa misi itu merupakan langkah pendek dari pengerahan tentara darat Jerman di bagian selatan Afghanistan yang dilanda-perlawanan. "Saya kira kekhawatiran itu tidak terbukti," kata Peter Struck, ketua parlemen dari Demokrat Sosial yang memerintah Jerman berkoalisi dengan Demokrat Kristen pimpinan Kanselir Angela Merkel yang konservatif. Tentara Jerman memegang komando Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) di bagian utara Afghanistan yang relatif stabil, tapi Berlin telah menolak permintaan untuk memperluas misi 3.000 tentaranya ke selatan. Jurubicara pemerintah Thomas Steg Jumat membantah bahwa Jerman telah mendapat permintaan lagi dari NATO untuk mengirim pasukan tempur ke Afghanistan selatan, tempat komandan NATO memperingatkan bahwa pertempuran besar akan terjadi sebelum akhir tahun ini. PM Inggris Tony Blair mengatakan pada pertemuan puncak EU di Brussels Jumat bahwa ia telah ditekan teman-temannya pemimpin EU untuk menambah sumbangan tentara, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007