Baghdad (ANTARA News) - Beberapa pembom bunuh diri menyerang pos pemeriksaan tentara di Baghdad, Sabtu, sehingga menewaskan 28 orang, sementara utusan asing mengadakan pembicaraan perdamaian hanya berjarak tiga kilometer dari lokasi ledakan, kata seorang pejabat keamanan. Enam prajurit termasuk di antara 26 orang yang tewas ketika penyerang tersebut menabrak posisi militer yang menjaga pintu masuk ke daerah kanturnt Syiah, Kota Sadr, di sebelah timur Baghdad, sebagai bagian dari operasi di seluruh kota tersebut guna meredam bentrokan antar-aliran, katanya, seperti dilaporkan AFP. Penyerang itu menabrak satu jembatan dari Jalan Palestina di bagian tengah Baghdad ke Lapangan Mudaffer di ujung Kota Sadr, dan menyebar kehancuran di suatu daerah luas, serta menyulut kebakaran. "Satu kendaraan yang berusaha melewati satu pos pemeriksaan militer Irak tepat di luar selatan wilayah keamanan Kota Sadr dihentikan oleh prajurit yang menjaga pos pemeriksaan," demikian antara lain isi pernyataan militer AS. "Setelah kendaraan itu berhenti, bahan peledak di dalam kendaraan tersebut diledakkan," katanya. "Personil militer Irak yang menjaga pos pemeriksaan itu melaporkan peristiwa tersebut dan tentara tambahan dari satuan Angkatan Darat Irak segera melakukan penutupan, guna mengamankan daerah itu dari ancaman lain," katanya. Pernyataan AS tersebut hanya berbicara mengenai enam prajurit yant tewas dan 20 warga sipil yang cedera, tapi seorang dokter di rumah sakit Imam Ali di Kota Sadr mengatakan pihak medis telah menerima 18 mayat dan merawat 40 orang yang terluka. Sementara itu, seorang pejabat di Rumah Sakit Ibn Nafees mengatakan telah melihat sedikitnya empat orang yang cedera dari serangan yang sama. Dalam serangan terpisah di Jamiya, yang berdekatan, pembom mobil menewaskan seorang prajurit dan melukai dua orang lagi, kata seorang pejabat keamanan. Bom mobil tersebut adalah senjata bertanda-tangan dari kelompok perlawanan Sunni Irak dan meledak di tempat yang hampir menjadi wilayah eksklusif Syiah di Baghdad timur, sehingga mengirim debu dan asap tebal ke udara. Baghdad, Sabtu, menjadi tuan rumah konferensi negara Timur Tengah dan anggota tetap Dewan Keamanan PBB guna membahas berbagai cara guna menangani ancaman aksi teror dan bentrokan antar-aliran. Utusan Iran ke pembicaraan perdamaian regional itu menepis tuduhan bahwa negaranya menyulut kerusuhan di Irak dan malah menimpakan kesalahan mengenai pertempuran tersebut pada kehadiran pasukan AS. Wakil Menteri Luar Negeri Iran Urusan Hukum dan Internasional, Abbas Araghchi, menuduh pasukan internasional di Irak memainkan permainan ganda dan menyeru mereka agar menetapkan tanggal bagi penarikan mereka. Pertemuan Sabtu adalah kesempatan langka bagi para pejabat dari Washington dan Teheran untuk duduk bersama pada saat ketegangan merebak mengenai ambisi nuklir Iran. Washington telah memelopori upaya internasional untuk menjatuhkan sanksi lebih keras atas Iran sehubungan dengan penolakannya untuk menghentikan pengayaan uranium, yang dapat digunakan membuat senjata nuklir, dan telah menuduh Teheran mendukung milisi Syiah di Irak selatan, sementara Iran telah membantah tuduhan tersebut. (*)

Copyright © ANTARA 2007