Jakarta (ANTARA News) - Klub Surabaya United mengincar pemain Asia dengan harga mahal dengan harapan kualitas yang dimiliki pantas untuk diandalkan pada kompetisi yang akan digulirkan 29 April itu.

"Saya pengen pemain dari Jepang, Korea Selatan atau Thailand yang harganya mahal. Yang penting bagus," kata CEO Surabaya United Gede Widiade di sela peluncuran ISC 2016 di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Senin.

Menurut dia, saat ini klub yang sebagian sahamnya dibeli oleh PS Polri ini masih kekurangan dua pemain asing terutama yang berasal dari Asia. Untuk posisi yang dincar adalah second striker dan striker. Sesuai dengan rencana, pemain Asia ini akan dikontak selama satu musim kompetisi.

Meski mengharapkan kehadiran pemain Asia yang mahal, Surabaya United juga masih mengharapkan tenaga pemain asing karena pemain yang sebelumnya menjalani seleksi belum sesuai dengan harapan.

"Pemain asing sudah datang. Ada yang datang dari Amerika. Cukup bagus tapi belum sesuai dengan harapan. Ada juga pemain Brazil berpaspor Vietnam. Untuk namanya jangan dulu," kata Gede menambahkan.

Selain mengejar pemain asing, manajemen Surabaya United juga terus mengejar pemain lokal. Hingga saat pemain buruan belum semuanya merapat. Untuk pemain lokal rata-rata juga akan dikontak selama satu musim. Sedangkan mantan pemain Timnas U-19 dikontrak selama tiga tahun.

Sementara itu terkait dengan pelatih yang akan menukangi Surabaya United, Gede Widiade belum menjelaskan dengan detail. Informasi yang berkembang, klub asal Jawa Timur itu akan menggunakan jasa pelatih asal Brazil yang sudah akrab dengan persepakbolaan nasional yaitu Jackson F Tiago.

"Iya, sudah 90 persen. Saat ini masih proses negosiasi," kata pria yang juga seorang pengusaha itu.

Selama persiapan menghadapi kompetisi ini, Surabaya United dikendalikan oleh Ibnu Graham. Bahkan pria yang juga seorang PNS Dispora Surabaya ini terlibat langsung saat klub yang saat ini sebagian sahamnya dimiliki PS Polri ini menjalani beberapa turnamen.

Pewarta: Bayu K
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016