Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Saleh Husin mengakomodir resistensi pelaku industri terhadap rencana pengenaan cukai kemasan plastik yang digulirkan Kementerian Keuangan.

"Banyak masukan-masukan, seperti itu buat pelaku usaha pasti akan agak resisten. Kami akan berkoordinasi dengan Kemenkeu, untuk betul-betul menghitung secara seksama apa yang akan diambil," ujar Saleh saat ditemui di Jakarta, Selasa.

Saleh mengatakan, rencana pengenaan cukai kemasan plastik diprediksi akan membebani konsumen, karena dengan pengenaan cukai, harga produk dalam kemasan akan naik, di mana masyarakat akan menanggung beban kenaikan tersebut.

Situasi demikian, lanjutnya, disinyalir akan menurunkan penjualan, yang akan berakibat pada penurunan produksi itu sendiri.

"Kalau produksi turun, lama-lama tutup dan banyak yang kehilangan pekerjaan. Malah nol nanti. Ini yang harus kita pertimbangkan matang-matang untuk masyarakat banyak, jangan yang jadi korban konsumen," tukas Saleh.

Saleh menambahkan, hingga saat ini, kemasan plastik yang digunakan oleh berbagai macam produk yang dijual di Indonesia belum bisa digantikan dengan kemasan dari bahan lain.

"Tidak mungkin perusahan kosmetik bikin dari kertas atau kaleng, nanti malah tergores, atau ada enggak sampo misalnya, mana ada ketemu shampo kaleng, ini yang harus kita pikirkan dan hitung secara seksama," pungkasnya.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016