Pagardewa, Sumsel (ANTARA News) - Pemerintah menargetkan pendapatan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) naik setidaknya 20 persen menyusul pengoperasian pipa transmisi ruas Sumsel-Jabar (South Sumatera-West Java/SSWJ). Menteri Negara BUMN Sugiharto usai meresmikan penyaluran gas perdana melalui pipa SSWJ milik PGN di Pagardewa, Sumsel, Minggu, mengatakan, PGN merupakan salah satu BUMN andalan dalam menyetor pajak dan dividen kepada negara. "Kontribusi BUMN termasuk PGN secara langsung ke penerimaan negara dalam bentuk pajak tahun 2006 mencapai Rp68 triliun atau meningkat 23 persen dari 2005," katanya. Ia juga mengatakan, nilai kapitalisasi pasar BUMN termasuk PGN mencapai hampir Rp500 triliun atau 40 persen dari seluruh kapitalisasi pasar perusahaan yang ada di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Pada 2006, PGN memperkirakan dapat meraih pendapatan mencapai Rp7 triliun. Audit laporan keuangan PGN tahun 2006 diperkirakan baru keluar pada pertengahan tahun ini. Sedangkan, laporan keuangan semester pertama 2006 yang telah diaudit menyebutkan, pendapatan PGN mencapai Rp3,37 triliun. Menurut Sugiharto, pemakaian gas buat domestik tidak hanya akan mendorong pertumbuhan industri, tetapi juga membantu pemerintah menurunkan subsidi BBM. Ia juga meminta, PGN tidak mengulangi lagi keterlambatan memberikan informasi kepada publik. "Karena keterlambatan informasi itu akan mempengaruhi kredibilitas perusahaan sendiri," katanya. Akibat keterlambatan memberikan informasi itu, saham PGN beberapa waktu lalu merosot tajam dan telah menguncang pasar modal. Sementara itu, Wakil Gubernur Sumsel Mahyudin NS mengatakan, pipa SSWJ akan meningkatkan pendapatan daerah dari hasil migas hingga mencapai Rp3,6 triliun dari tahun sebelumnya Rp2,048 triliun. Pipa SSWJ juga diharapkan mampu meningkatkan produk domestik bruto (PDB) Sumsel sebesar 1,8 persen dan nasional 19 persen. Penyaluran gas dari Sumsel ke Banten dan Jabar melalui pipa SSWJ pada Maret 2007 memang baru mencapai 30 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Namun, diharapkan meningkat menjadi 480 MMSCFD tahun 2008 dan puncaknya 650 MMSCFD pada 2011.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007