Yogyakarta (ANTARA News ) - Jenazah lima warga negara Australia yang menjadi korban kecelakaan pesawat Garuda GA-200, Rabu (7/3), yang kini masih berada di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, kemungkinan akan dipulangkan Rabu (14/3). "Urusan keimigrasian mestinya sudah selesai Senin ini, tetapi masih harus menunggu kepastian pesawat yang akan menerbangkannya sehingga kemungkinan jenazah baru Rabu pagi dibawa ke Australia," kata Ketua Tim Forensik RSUP Dr Sardjito, dr IBG Surya Putra Pidada SpF,Senin. Ahli forensik RS Sardjito ini bersama Tim Disaster Victim Identification (DVI) Australian Federal Police (AFP) dan tim DVI Mabes Polri mengidentifikasi kelima jenazah tersebut. Ia mengatakan, untuk masalah penanganan medis pada kelima jenazah yang teridentifikasi masing-masing bernama Brice Steele, Mark Scott, Elizabeth O`Neill, Allison Sudrajat serta Henry Morgan Saxon Mellish tersebut sudah selesai sejak proses identifikasi berakhir pada Sabtu (10/3). "Setelah proses identifikasi selesai, tim DVI Australia yang melanjutkan perawatan jenazah seperti memandikan, mengawetkan hingga proses administrasi keimigrasian," katanya. Pihaknya hanya memfasilitasi tempat, mengurus surat kematian dan mempersiapkan upacara serah terima jenazah karena wewenang atas jenazah itu berada penuh pada tim DVI Australia. "Saya juga tidak tahu apakah pemerintah Australia menyiapkan secara khusus pemulangan kelima jenazah ini hingga harus menunggu dalam waktu yang lama," kata dia. Untuk upacara pelepasan jenazah inipun juga masih menunggu kepastian kepulangan mereka. Lagipula pihaknya masih harus berkoordinasi dengan direksi RS Sardjito dan pimpinan DVI AFP karena usulan ini baru disampaikannya pada staf DVI AFP yang tidak bisa mengambil keputusan. Menurut dia, upacara pelepasan yang rencananya akan dihadiri oleh jajaran direksi ini bukan berarti lebih memberikan perlakuan khusus pada warga asing dari pada 16 korban lokal yang tidak diperlakukan serupa. "Sebagai tuan rumah, ini hanya bentuk penghormatan," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007