Banda Aceh (ANTARA News) - Manajemen Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, akan dilengkapi dengan sistem komputerisasi bantuan Pemerintah Jerman melalui lembaga bantuan teknisnya, Deutsche Gesellschaft fur Technische Zusammenarbeit (GTZ). "Dalam waktu dekat, manajemen pelayanan diperkuat dengan sistem komputerisasi bantuan GTZ Jerman, sehingga memudahkan mengakses data antar ruang perawatan pasien," kata Kepala Balai Pelayanan Kesehatan RSUZA, Dr Rus Munandar, di Banda Aceh, Selasa. Menurut dia, sistem komputerisasi manajemen bantuan lembaga Jerman yang akan dioperasikan itu juga dapat mengakses keuangan rumah sakit satu-satunya milik Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) tersebut. "Sistem komputerisasi data itu memudahkan kita mengetahui siapa yang sedang dirawat di salah satu ruangan dan data tersebut terkoneksi ke ruangan lainnya, termasuk mengetahui jenis penyakit yang diderita pasien," tambahnya. Sementara itu, ia mengemukakan, untuk jangka panjang, RSUZA juga akan mempersiapkan sistem komputerisasi antar rumah sakit umum yang ada di daerah. Rus Munandar menjelaskan, pihak manajemen RSUZA akan terus memberikan pelayanan memadai kepada masyarakat, meski ada beberapa hal yang selama ini dianggap lemah. "Selama ini, kita menghadapi berbagai masalah yang muncul terkait dengan terbatasnya pelayanan kepada masyarakat, namun kedepan secara perlahan kami terus memperbaikinya sehingga keberadaan RSUZA bisa diterima masyarakat khususnya di daerah ini," katanya. Dijelaskannya, ketika Aceh menghadapi masa sulit akibat konflik berkepanjangan, banyak tenaga medis termasuk dokter spesialis yang engan bertugas di RSUZA, namun kini mereka sudah banyak membantu datang ke Aceh karena situasi keamanannya yang membaik. RSUZA Type-A Banda Aceh berkapasitas 254 tempat tidur itu telah memiliki sedikitnya 60 dokter umum dan spesialis serta total pegawainya mencapai 1.050 orang. Dari total karyawan itu tercatat 80 persen diantaranya berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Rus Munandar menjelaskan, RSUZA itu akan terus dikembangkan dengan bantuan Pemerintah, Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) serta donor dari Pemerintah Jerman (GTZ) yang direncanakan membangun gedung berkapasitas 350 tempat tidur dan dilengkapi rumah dokter. "RSUZA terus berbenah diri dengan bantuan Pemerintah dan masyarakat Jerman. Kalau tanpa adanya bantuan itu maka rasanya kita sulit membangun kembali gedung dan melengkapi peralatan yang hancur akibat tsunami 2004," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007