Depok (ANTARA News) - Sedikitnya 210 calon tenaga kerja Indonesia (TKI) tertipu oleh sebuah perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) ke luar negeri PT Bina Kerja Insani (BKI) di Jl H Jaeran RT03/RW01, Cinere Limo, Depok, Jabar. Salah seorang calon TKI, Dedy Anwar, Selasa mengatakan, awalnya ia mengetahui informasi tentang perusahaan tersebut yang membutuhkan karyawan untuk diberangkatkan ke Taiwan dan Brunei dari iklan salah satu harian ibukota sekitar akhir Januari-awal Maret. Ratusan calon tenaga kerja yang berasal dari Lampung, Sumatera, Jatim, Jateng dan Jabodetabek yang sudah menyetorkan uang Rp1,5 juta-Rp10 juta inigagal berangkat ke luar negeri, karena uangnya dibawa kabur direktur perusahaan tersebut. Ia mengatakan, dirinya lalu menyetor uang sebesar Rp1,5 juta. Uang itu untuk keperluan administrasi, visa, dan pelatihan balai latihan kerja (BLK). Dijadwalkan Senin (12/3), calon TKI yang akan berangkat ke Brunei akan mengikuti pelatihan di BLK, dan Selasa (13/3) calon TKI tujuan Taiwan akan mengikuti pelatihan BLK. Namun, sejak Sabtu (10/3) kantor ini sudah kosong. Lalu ia dan teman-teman lainnya melaporkan peristiwa ini ke pengurus RT, RW dan Kamtibmas di mana perusahaan tersebut mengontrak rumah baru dua bulan. Ketika direktur tersebut dihubungi, baik HP maupun telepon kantor sudah tidak aktif. Selanjutnya, massa yang kecewa sudah banyak yang datang ke kantor perusahaan. Akhirnya masalah penipuan ini dilaporkan ke Polsek Limo. Dalam laporan nomor LP STBL/110/K/III/2007 tersebut, perwakilan calon TKI yang tertipu melaporkan Sari Triasih (20) dan Rina Mursida (25) selaku direktur PT BKI tersebut. Aksi penipuan para TKI yang berkantor di Depok tersebut bukan yang pertama, tapi sudah tiga kali terjadi masing-masing di Perumahan Bukit Rivaria, dan Depok II Tengah. Pada bulan Oktober 2007, Sebuah Kantor Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang beroperasi secara illegal di Perumahan Bukit Rivaria, Sawangan, Depok, Blok L-5/3, digerebek warga setempat. Korban yang jumlahnya mencapai 45 orang, rata-rata sudah menyetor uang pada perusahaan tersebut antara Rp1,5 juta hingga Rp17 juta. Pimpinan perusahaan tersebut juga seorang wanita.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007