Batu Hijau, Sumbawa Barat (ANTARA News) - PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) mulai tahun 2007 ini akan menaikkan pasokan konsentrat ke PT Smelting, Gresik, dari sebelumnya hanya 11 persen menjadi 25 persen dari total produksi NNT. General Supervisor Marketing NNT Mirza AZ di Batu Hijau, Sumbawa Barat, Rabu pada Forum Diskusi Wartawan, mengatakan, peningkatan pasokan tersebut dikarenakan adanya permintaan dari PT Smelting, Gresik. PT NNT mengikat kontrak suplai ke PT Smelting hingga tahun 2014. PT NNT selama ini sudah mengikat kontrak hingga tahun 2014 ke beberapa perusahaan smelter. Tahun lalu pasokan konsentrat PT NNT sebesar 50 persennya untuk kebutuhan Jepang, sementara untuk kebutuhan dalam negeri hanya 11 persen, selebihnya ke India tujuh persen, Philipina lima persen dan eropa sembilan persen serta korea 18 persen. Kontrak terhadap perusahaan smelter tersebut merupakan kontrak jang panjang yang sudah dinegosiasikan sebelum berproduksi. Kontrak-kontrak tersebut selanjutnya, menurut dia, biasanya digunakan sebagai jaminan ke sumber pembiayaan. PT NNT sendiri, menurut dia, tidak berniat untuk mempunyai perusahaan smelter karena memang bukan merupakan core bisnis Newmont yang selama ini lebih memfokuskan usahanya di pertambangan saja. Sementara mengenai RUU Mineral dan Batubara yang menyebutkan bahwa konsentrat hasil tambang wajib dimurnikan dan diolah menjadi logam di dalam negeri sebelum dieskpor, Mirza mengaku ia tidak berkompeten menjawab pertanyaan tersebut karena masih dalam rancangan. PT NNT mengolah rata-rata 120 ribu ton bijih tembaga dan emas setiap harinya. Biji yang ditambang tersebut rata-rata mengandung 0,53 persen tembaga dan 0,4 persen gram/ton emas. Sementara produksi tembaga rata-rata 1.750 ton/hari dengan kadar tembaga rata-rata mencapai 34 persen atau perolehannya rata-rata 92 persen bila dibandingkan terhadap tembaga yang terkandung di dalam bijih asalnya. Produksi tembaga NNT di Batu Hijau ini menempati urutan ke 10 dunia. Urutan pertama adalah produksi tambang di Esconaida, Chile yang kemudian disusul Grasberg di Indonesia. Menurut Mirza, dari konsentrat yang dikapalkan ke perusahaan smelter, pihaknya menerima pembayaran dalam bentuk logam yaitu emas, perak dan tembaga. Namun berapa besar nilai penjualan dari masing-masing logam tersebut, ia mengaku datanya ada di bagian lain.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007