Bucharest (ANTARA News) - Penyelidikan atas kematian Patrick Ekeng, gelandang Dinamo Bucharest, mengungkapkan perusahaan ambulans yang membawanya ke rumah sakit memiliki peralatan rusak dan obat-obatan kadaluwarsa di beberapa kendaraan, kata Kementerian Dalam Negeri Rumania dilansir Reuters, Senin.

Ekeng, pemain timnas Kamerun berusia 26 tahun, tumbang di lapangan diduga akibat serangan jantung tidak lama setelah masuk sebagai pengganti pada menit 62 dalam pertandingan melawan Viitorul Constanta. Ekeng dinyatakan meninggal dua jam setelah kejadian.

Setelah kematiannya, serikat pemain sepak bola dunia FIFPro cemas terkait fasilitas pertolongan pertama bagi pesepakbola di Rumania dengan mengatakan "jelas bahwa beberapa klub Rumania memiliki fasilitas medis dengan anggaran yang rendah".

Kementerian dalam negeri Rumania menangguhkan lisensi dari perusahaan swasta Puls selama minimal 30 hari dan dikenakan denda sebesar 6ribu dolar AS menyusul penyelidikan peralatan dan kualifikasi profesional stafnya.

Kementerian itu mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Minggu malam bahwa hasil penyelidikan mengungkap sejumlah ambulans menggunakan defibrillator dengan baterai yang habis serta obat-obatan yang digunakan juga expired.

Hasil autopsi - di mana dokter Kamerun juga ikut terlibat - akan diterbitkan pada hari Senin ini waktu Rumania.

Agen Ekeng juga mengkritik perlakuan yang diterima oleh pemain asal Afrika.

"Ambulans tiba terlambat," kata Hasan Anil Eken kepada media lokal.

"Sebenarnya ada tiga ambulans di sekitar stadion tapi tak satu pun dari mereka yang punya defibrillator," tambah Anil Eken.

Jaksa di Bucharest mengumumkan pada hari Sabtu telah membuka penyelidikan atas kematian Ekeng menyusul kritik yang mengemuka.

Jumat lalu, tak lama sebelum kematiannya Ekeng, sekitar 500 orang di Bucharest melancarkan protes atas kondisi rumah sakit di Rumania, demikian Reuters.

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016