Jakarta (ANTARA News) - Perbankan nasional merencanakan pertumbuhan kredit mencapai 23 persen pada 2007 atau lebih tinggi dibanding 2006 yang direncanakan mencapai 16 hingga 17 persen. "Setelah kita lihat rencana bisnisnya, bank kita merencanakan secara umum 23 persen kredit akan meningkat," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Burhanuddin Abdullah, usai berbicara pada semiloka sektor riil dan peran sektor keuangan di Jakarta, Kamis. Burhanuddin menyebutkan bank-bank kecil tampak lebih agresif dalam rencana penyaluran kredit, bahkan ada yang mencapai hingga 40 persen, demikian juga dengan bank campuran. "Tapi bank-bank persero targetnya lebih hati-hati, yaitu di sekitar 15 persenan. Secara total, dari rencana bisnisnya, pertumbuhan kredit perbankan mencapai 23 persen," katanya. Menurut dia, meskipun target pertumbuhan kredit bank-bank persero lebih rendah, namun secara nominal jumlahnya akan lebih besar. Perbankan nasional 2006 merencanakan pertumbuhan kredit mencapai 16 hingga 17 persen. Namun dalam realisasinya hingga akhir Desember 2006 hanya mencapai sekitar 12-14 persen. Sementara itu, mengenai masih banyaknya dana di Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Burhanuddin menjelaskan SBI sengaja diadakan untuk menarik likuiditas yang tidak diperlukan dalam sistem ekonomi. "Selama permintaan akan kredit belum tinggi, penyimpanan dana di SBI merupakan hal yang sangat normal," tambahnya. (*)

Copyright © ANTARA 2007