Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa pagi naik hingga di bawah level 9.200 per dolar AS menjadi 9.186/9.187 dibanding dengan penutupan akhir pekan lalu pada posisi9.220/9.225 atau naik 34 poin. Analis Valas PT Bank Mega Tbk, Adrian, di Jakarta mengatakan pelaku lokal melepas dolar AS melihat pelaku asing kurang bereaksi, karena mereka menunggu hasil pertemuan bank sentral AS (The Fed) dan memburu rupiah sehingga mata uang lokal itu bergerak naik. "Kami optimis rupiah akan terus bergerak naik melihat positif pasar sangat tinggi," katanya. Kenaikan rupiah, lanjutnya, juga tidak lepas dari usaha Bank Indonesia (BI) yang terus memantau pasar dan sehingga melakukan intervensi pada saat-saat tertentu. Karena itu kenaikan rupiah pada sesi ini agak besar sehingga berhasil meliwati angka batas psikologis 9.200 per dolar AS, ucapnya. Menurut dia, kenaikan rupiah itu sebenarnya juga agak tertahan oleh membaiknya dolar AS terhadap yen, akibat aksi "profit taking" oleh eksportir yang memperoleh gain, setelah yen sebelumnya menguat. Melemahnya yen memicu pasar saham regional menguat yang juga didukung oleh bursa Wall Street yang terus membaik, katanya. Dolar AS terhadap yen menguat menjadi 117,80 dari sebelumnya 117,40 dan ero naik jadi 156,46 dari 156,35. Meski dolar AS menguat, ia mengatakan, para pelaku asing masih khawatir dengan prospek ekonomi AS yang cenderung melambat, setelah sektor perumahan menunjukkan tanda-tanda merosot. Karena itu peluang rupiah untuk menguat lebih jauh cukup besar, katanya. Ia mengatakan, rupiah pada pekan ini diperkirakan akan bisa mendekati level 9.100 per dolar AS, melihat besar faktor positif yang mendukung pergerakan mata uang lokal. Penawaran obligasi ritel Indonesia (ORI) juga merupakan salah satu pendukung membaiknya rupiah, karena aktifnya masyarakat membelinya yang menurut catatan Depatemen Keuangan telah berhasil menyerap dana sebesar Rp6,2 triliun, katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007