Pekanbaru (ANTARA News) - Sejumlah masyarakat Kota Pekanbaru, Provinsi Riau memprotes harga daging sapi masih di kisaran Rp130.000 per kilogram pada tiga hari jelang Ramadan, sedangkan sebelumnya Presiden Joko Widodo sudah memberi arahan kepada jajarannya untuk menurun harga komoditi tersebut.

"Saya heran kenapa harga daging masih tetap mahal, padahal kan pak presiden sudah jelas memberitahukan harga daging sapi harus turun hingga Rp80.000 perkilogramnya," kata salah seorang warga, Ratih kepada Antara di kediamannya saat melakukan arisan di Pekanbaru, Kamis.

Selain Ratih, sejumlah ibu-ibu yang hadir dalam acara tersebut menyayangkan pemerintah setempat masih belum menurunkan harga daging dan komoditas lainnya jelang ramadan.

"Tradisi saya dengan keluarga selama ramadan biasanya masak rendang, jadi kalau mahal ya kami susah," kata warga lainnya, Afni.

Keduanya mengharapkan agar kebijakan tersebut segara terealisasikan, karena menurutnya tidak hanya daging sapi tetapi juga harga bahan pokok lainnya ikut melonjak jelang ramadan.

"Jika ini segara diwujudkan kami akan terbantu," sebut keduanya.

Untuk diketahui Presiden Joko Widodo telah memberikan arahan sejumlah menteri terkait agar menurunkan harga daging sapi menjelang Lebaran dengan mematok harga daging sapi turun hingga Rp 80 ribu per kilogram.

Tidak hanya daging, Presiden meminta jajarannya untuk menurunkan harga sejumlah kebutuhan pokok yang merangkak naik jelang Ramadhan.

Ketika dikonfirmasi oleh Antara kepada Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau, Muhammad Firdaus membenarkan bahwa harga daging di daerah setempat masih pada kisaran Rp.130.000 perkilogram.

"Kebijakan presiden sudah kita dengar untuk menurunkan harga daging, namun sebenarnya kita terkendala pada ketersediaan daging sapi itu sendiri," katanya menjelaskan.

Disebabkan ketersedian daging sapi lokal yang kurang, sebut dia, mengharuskan Provinsi Riau untuk memasok dari luar daerah.

"Pasokan daging kita kurang, biasa di kirim dari Lampung atau Bali, nah yang disana itu juga di impor dari Australia, " kata dia lagi.

Pemerintah sedang mengusahakan realisasi kebijakan penurunan harga komoditi ini dengan memasok impor daging di tiga negara yakni Autralia, India dan Selandia Baru. Impor dari tiga negara tersebut diharapkan bisa mensuplai kebutuhan daging di daerah setempat.

"Biasanya kan kita impor dari Australia saja, saya yakin kalau di tiga negara maka harganya akan bervariatif," sebut dia.

Selanjutnya, kata dia, jalur distribusi harus dipangkas, semakin panjang rantai pemasaran maka harga semakin tinggi.

Pewarta: Razak/Diana
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016