Jakarta (ANTARA News) - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, mengatakan, daging sapi beku memiliki kandungan air yang cukup tinggi sehingga berpotensi merugikan konsumen.

"Kandungan air daging beku bisa mencapai 20 persen hingga 30 persen. Bila konsumen membeli satu kilogram daging beku, volume dagingnya hanya tujuh ons hingga delapan ons saja," kata Abadi, di Jakarta, Jumat.

Karena memiliki kandungan air cukup tinggi, sehingga volume daging beku menyusut setelah mencair.  "Jadi harga daging sapi beku sebenarnya tidak murah karena akan mengalami penyusutan volume," ujarnya. 

Dengan begitu, pembeli sebenarnya membayar ekstra atas kandungan air pada daging beku itu senilai sama dengan beberapa ons daging sapi. 

Harga daging sapi segar hingga pekan pertama Ramadhan 1437 Hijriah ini masih tinggi, hingga Rp120.000 perkilogram , yang mendorong masyarakat beralih ke daging beku.

Pemerintah telah berupaya menekan harga daging sapi, salah satunya rencana mengimpor dari Australia, Selandia Baru, dan India.

Impor daging sapi dari India cukup mengagetkan karena negara itu belum bebas dari sejumlah penyakit ternak, misalnya penyakit mulut dan kaki.

Presiden Jokowi telah menginstruksikan agar harga daging sapi selama Ramadhan dan Idul Fitri 1437 Hijriah menjadi Rp80.000/kilogram. 

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016