Bogor (ANTARA News) - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nachrowi mengajak generasi muda Indonesia untuk membiasakan diri mengikuti kegiatan Pesantren Kilat (Sanlat) Ramadhan, sebagai momentum untuk memperbaiki diri.

"Sanlat itu seperti baterai isi ulang terbaik, untuk merefleksikan diri setelah, 11 bulan yang lampau kita disibukkan dengan rutinitas duniawi," kata Imam saat menjadi pembicara kunci dalam kegiatan Pesantren Kilat Ramadhan Kepemimpinan Pemuda Se-Jabodetabek, di Pusat Pemberdayan Pemuda dan Olahraga Nasional, Cibubur, Jumat.

Ia mengatakan, Sanlat juga salah satu sarana bagi Kemenpora untuk menangkal faham radikalisme di kalangan pemuda.

"Upaya menangkal radikalisme lebih banyak melalui penyadaran, salah satunya pesantren kita ini yang punya keistimewaan," katanya.

Imam mengatakan, bahwa Indonesia sangat dikagumi di luar negeri, terutama kebudayaannya. Hendaknya pemuda lebih membanggakan budaya bangsa dengan lebih percaya diri, menggunakan, dan melestarikannya.

"Indonesia memiliki kekuatan yang berasal dari keberagamannya, keperbedaannya. Ini yang diyakini oleh para pendiri bangsa, kita bersatu karena berbeda-beda," kata Imam.

Imam juga mengingatkan para peserta Sanlat Ramadhan untuk tidak mudah larut dengan isu-isu yang mengkambinghitamkan Islam sebagai terorisme, radikalisme, dan juga ISIS.

"Ada skenario besar yang dibuat untuk mendeskreditkan Islam. Pemuda harusnya dalam situasi saat ini, menumbuhkan model Islam yang Rahmatanlilalamin. Islam tidak menyakiti apalagi membunuh," katanya.

Sanlat Ramadhan Kepemimpinan Pemuda SE-Jabodetabek diikuti 200 peserta yang datang dari berbagai unsur mulai dari pelajar, mahasiswa, santri dan santriwati pondok pesantren, pemuda karang taruna, pemuda dhuafa dan anak yatim.

Ketua Panitia Ahmad Fahir mengatakan, Pesantren Kilat Ramadhan Kepemimpinan merupakan penyelenggaraan yang kelima kalinya. Kegiatan tersebut telah dimulai sejak 2012 lalu.

"Tema yang kita pilih tahun ini menangkal radikalisme, salah satu tujuannya adalah membantu program besar pemerintah, agar pemuda punya visi nasionalisme, kebangsaan, sehingga tidak mempan dengan virus radikalisme maupun separatisme," katanya.

Kegiatan Sanlat ini juga menghadirkan sejumlah pembicara di antaranya KH Asad Said Ali (Wakil Kepala BIN periode 1999-2008) yang juga pakar terorisme, Agus Lelana peneliti IPB, Nusron Wahid (mantan ketua umum PP Gerakan Pemuda Anshor) dan masih banyak lainnya.

Kegiatan Sanlat Ramadhan Kepemimpinan ini terselenggara atas kerja sama berbagi pihak yakni Yayasan At Tawassuth, Kemenpora, didukung Portal Berita www.megapolitan.antaranews.com sebagai media partner.

Kegiatan ini juga didukung sejumlah mitra kerja sama yakni PT Indocement Tunggal Prakarsa (Tbk), Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor, Kimia Farma, Maram Aquatic, APRIL, PCNU Kota Bogor, PT ANPA Internasional, Indofood dan PT Biofarma.

Kegiatan berlangsung selama dua hari sejak Jumat hingga Sabtu (11/6).

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016