Saya juga telah melakukan upaya yang bisa saya lakukan, salah satunya dengan membangun SMAN Bali Mandara....Di sekolah itu kita cetak anak-anak yang siap berjuang, rajin dan disiplin."
Denpasar (ANTARA News) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan generasi muda Bali agar tidak manja dan tidak terbuai kenyamanan karena jika tetap bertahan dengan sikap demikian, dikhawatirkan akan "tergilas" dengan perubahan yang begitu cepat.

"Konsep hidup terbagi dalam tiga jenis. Ada hidup nyasar, hidup bayar dan hidup sadar," kata Pastika saat menerima anak-anak muda yang menghimpun diri dalam wadah Yayasan Dana Abadi Bali (YDAB), di Denpasar, Rabu.

Menurut dia, ironisnya sebagian besar anak muda saat ini hidup nyasar dan hidup bayar. Yang hidup nyasar, mereka tidak tahu ada di mana, untuk apa dan mau kemana. Sebagian lagi baru mau bergerak kalau dibayar.

Terkait dengan fenomena tersebut, Pastika mengapresiasi semangat anak muda Bali di YDAB yang tergerak melakukan kegiatan di bidang pembentukan karakter dan mendorong semangat kewirausahaan. Dia bahkan menyebut, mereka merupakan kelompok anak muda yang mulai sadar.

Dia berharap banyak yayasan yang tergerak untuk mendorong pembangunan karakter dan semangat kewirausahaan kalangan generasi muda. Pastika pun menegaskan komitmennya mendukung gerakan yang dipelopori anak-anak muda Bali ini.

"Saya juga telah melakukan upaya yang bisa saya lakukan, salah satunya dengan membangun SMAN Bali Mandara," ucapnya.

Mantan Kapolda Bali itu menuturkan bahwa sekolah itu dibangun dengan spirit membentuk karakter anak agar siap menghadapi persaingan. "Di sekolah itu kita cetak anak-anak yang siap berjuang, rajin dan disiplin," ujarnya.

Agar keberadaan YDAB ini bermanfaat, Pastika menyarankan agar jajaran pengurusnya membuka komunikasi dengan komunitas lain dan akan lebih optimal jika yayasan ini dapat mensinergikan program dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait.

Sementara itu, Ketua YDAB Wayan Suantika menyampaikan terima kasih atas sambutan positif Gubernur Pastika.

Dia mengatakan yayasan tersebut memang Bali harus mulai memikirkan tentang dana abadi untuk mendukung pelestarian budaya dan ketahanan warga Bali.

Menurutnya, sumber daya manusia (SDM) adalah dana abadi Bali yang utama dan merupakan aset paling berharga. Karena itu, yayasan ini banyak bergerak dalam upaya pembentukan karakter dan pengembangan minat kewirausahaan kalangan generasi muda.

Meskipun baru terbentuk beberapa bulan, yayasan ini sudah mengadakan beberapa kegiatan dengan menggandeng berbagai lembaga/instansi.

Dalam pertemuan itu hadir pula Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana yang duduk sebagai Penasehat YDAB. Sementara Gubernur Pastika didampingi Karo Humas I Dewa Gede Mahendra Putra, Karo Kesra Anak Agung Gede Geriya, Kadis Sosial I Nyoman Wenten dan Kadis Kebudayaan Dewa Putu Beratha.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016