Mereka tidak memiliki dokumen perjalanan keimigrasian, dan yang jelas tidak ada komunikasi tentang mereka akan mampir ke Indonesia, mereka datang tidak ada pemberitahuan, tetapi kita tetap memberikan perhatian kemanusiaan."
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Ronny Sompie mengatakan Pemerintah Indonesia telah memberikan bantuan kemanusiaan kepada 44 migran asal Srilanka yang terdampar di Lhoknga, Aceh Besar, 11 Juni lalu.

"Mereka tidak memiliki dokumen perjalanan keimigrasian, dan yang jelas tidak ada komunikasi tentang mereka akan mampir ke Indonesia, mereka datang tidak ada pemberitahuan, tetapi kita tetap memberikan perhatian kemanusiaan," kata Ronny Sompie usai mendampingi Menkumham Yasonna Laoly di kantor Kemkumham, Jakarta, Jumat.

Ronny mengatakan bantuan kemanusiaan, seperti makanan, minuman, obat-obatan telah diberikan atas dasar perlindungan hak asasi manusia dan kemanusiaan kepada 44 warga Srilanka tersebut sejak hari pertama mereka terdampar di Lhoknga.

Ronny menambahkan pihaknya akan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait, antara lain Kementerian Koordinator Politik Hukum dan HAM, Badan Keamanan Laut (Bakamla), TNI AL, dan Polri untuk menangani para migran tersebut secara terintegrasi.

Selain itu, Keimigrasian juga telah berkoordinasi dengan Komisi Tinggi PBB untuk Masalah Pengungsi (UNHCR) dan Organisasi Internasional Migrasi (IOM).

Menurut Dirjen Imigrasi, saat ini 44 migran Srilanka yang terdiri atas 20 perempuan dewasa, 15 laki-laki dewasa dan sembilan anak-anak tersebut ditampung di Rumah Detensi Imigrasi Aceh Besar.

"Di lapangan, kami punya kepala divisi imigrasi dan kepala kantor imigrasi yang setiap saat memberikan laporan penanganan mereka," kata dia.

Ronny juga mengonfirmasi para migran asal Srilanka tersebut sebenarnya menuju ke Australia, namun mesin navigasi kapal berbendera India yang mereka tumpangi mengalami kerusakan sehingga kehilangan arah dan terdampar ke perairan Lhoknga.

"Mereka tidak memiliki dokumen perjalanan keimigrasian, dan yang jelas tidak ada komunikasi tentang mereka akan mampir ke Indonesia, mereka datang tidak ada pemberitahuan, tetapi kita tetap memberikan perhatian kemanusiaan," kata dia.

Info terakhir dari Biro Antara di Aceh, pada Kamis (16/6) pemerintah Daerah Aceh telah menyiagakan satu unit alat berat untuk menggeser kapal migran Srilangka ke tengah laut, apabila mereka akan meninggalkan Aceh.

Saat ini, kapal migran Srilanka tersebut telah diperbaiki dengan bantuan Pemda dan kepolisian Aceh dan sewaktu-waktu sudah dapat ditarik dengan kapal tugboat dari bibir Pantai Cemara, Lhoknga, ke tengah laut.

Pewarta: Azizah Fitriyanti
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016