Pangkalpinang (ANTARA News) - Kebanyakan orang mungkin berpikir sirkuit hanya sebatas tempat balapan kendaraan bermotor, dan menunjukkan kebolehan mengendarai kendaraan roda dua dan roda empat. Namun, bagi Helmi Sungkar, salah seorang tokoh dan pengamat otomotif nasional, sirkuit juga memiliki makna kehidupan lain di luar balapan yakni unsur wisatanya dan bahkan menjadi sumber pendapatan ekonomi bagi masyarakat. Dengan demikian, dia ingin berbagi makna bahwa sebuah sirkuit menjadi lebih luas, karena kehadirannya memiliki banyak nuansa sisi-sisi kehidupan manusia di luar olahraga, karena juga menawarkan ketenangan, keuntungan, kesenangan dan pencerahan manusia di bumi. Karena itu, ia menilai, pembangunan sirkuit harus melalui perencanaan matang, agar mampu memaksimalkan fungsinya sebagai sumber kehidupan dan penciptaan kehidupan baru yang lebih rileks dan tercerahkan dan menghindar dari ketegangan. Menurut Helmi Sungkar, sirkuit sebaiknya dilengkapi beberapa ruangan yang sekaligus menjangkau banyak kegunaannya, seperti ruangan kesehatan untup pembalap seharusnya bisa juga difungsikan untuk puskesmas atau ruangan lain yang bisa digunakan untuk bisnis peralatan olahraga, makanan dan minuman. Sirkuit itu juga bisa dilengkapi dengan ruang pameran dan swalayan, sehingga ketika tidak ada perlombaan, orang-orang tetap mau mendatangi sirkuit itu, untuk tujuan lain seperti untuk objek wisata dan perdagangan yang menawarkan komersial tinggi. Helmi Sungkar adalah seorang tokoh dan pengamat dunia otomotif nasional yang berperan penting dalam pelaksanaan ajang balap mobil E 1 di Sirkuit Sentul. Perannya yang besar dalam pembinaan olahraga otomotif semacam itulah yang agaknya mengantarkan Helmi sebagai salah satu kandidat Ketua Umum Komite Olahraga nasional Indonesia (KONI) Pusat beberapa waktu lalu, namun kalah tipis dalam perolehan suara dari Ny. Rita Subowo yang memenanginya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007