Solo (ANTARA News) - Banjir melanda sebagian wilayah Surakarta akibat hujan deras yang menyebabkan meluapnya Sungai Bengawan Solo, Jateng, Minggu sore mulai surut.

Berdasarkan pantauan di beberapa titik genangan air dari luapan sungai bengawan di kawasan Pucangsawit Jebres dan Serengan Solo, menyebutkan, meski turunnya air banjir cukup lama, tetapi sedikit demi sedikit sudah surut.

Bahkan, sejumlah akses jalan yang sebelumnya tidak bisa dilalui kendaraan karena genangan air setinggi satu lutut hingga paha orang dewasa, kini sudah bisa lancar. Bencana banjir di Solo belum ada laporan adanya korban jiwa.

Menurut Kasi Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surakarta, Sukirno, genangan air dari meluapnya sungai, sejak Sabtu (18/6) malam hingga Minggu dini hari ada sebanyak 12 titik di kawasan Kota Solo.

Namun, kata Sukirno, pihak memperkirakan genangan air akan surut cepat jika kondisi tidak turun hujan lagi. Banjir kini Minggu siang mulai surut meski perlu waktu lama.

Menurut Sukirno sebanyak 12 titik tersebut di empat kecamatan yakni Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, dan Jebres, dimana dari titik lokasi ini ketinggian dari setinggi betis hingga mencapai lutut orang dewasa.

Namun, kata dia, dalam kejadian tersebut tidak ada laporan adanya korban jiwa. Sebanyak 1.228 kepala keluarga sempat mengungsi di tempat yang aman seperti kantor kelurahan, tanggul, dan masjid serta gereja setempat.

"Kami telah mengirim bantuan dari mie instan, beras, sayur hingga ke tempat pengungsi," katanya.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Prawono sempat melakukan kunjungan ke lokasi pengungsian di Kelurahan Gandekan, Kecamatan Jebres, Kota Solo.

Menurut Gubernur Ganjar Prawono, ada delapan kabupaten/kota meliputi Banjarnegara, Purworejo, Kebumen, Kendal, termasuk Kota Solo, Sragen, Karanganyar, dan Sukoharjo yang mengalami bencana banjir dan longsor.

Namun, kata Ganjar Pranowo pihaknya belum menetapkan darurat status bencana yang melanda sebagian wilayah Jawa Tengah itu. Pihaknya masih melakukan evaluasi hingga Senin (20/6).

Menurut Gubernur bencana banjir dan tanah longsor terjadi karena hujan deras yang mengguyur hingga berjam-jam.

Gubernur meminta seluruh warga di daerah rawan bencana banjir dan tanah longsor untuk mewaspadai hujan dengan intensitas tinggi.

Gubernur meminta penanggulangan bencana diprioritaskan pada penyelamatan baik korban banjir maupun tanah longsor, termasuk logistik dan obat-obatan.

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016