Kediri (ANTARA News) - Aparat Kepolisian Resor Kediri Kota, Jawa Timur, menangani kejadian keracunan massal kalangan santri Pondok Pesantren Nurul Huda LDII, Kelurahan Tempurejo, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri.

"Tadi untuk sampel kami sudah ambil dan sekarang dalam proses uji laboratorium oleh dinas kesehatan," kata Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polres Kediri Kota AKP Anwar Iskandar di Kediri, Minggu.

Ia mengatakan, sampel yang diambil petugas adalah sisa makanan yang dimakan para santri. Polisi juga belum mengetahui dengan pasti makanan penyebab keracunan massal itu dan masih menunggu hasil laboratorium.

Anwar mengatakan jumlah santri yang mengalami keracunan ada 13 santri. Saat ini para santri sudah mendapatkan perawatan di Puskesmas Ngletih, Kota Kediri, dan kondisinya sudah lebih baik.

"Kondisinya sudah membaik, sekarang masih dirawat di puskesmas," ujarnya.

Kejadian keracunan itu pada Minggu pagi. Sekitar jam 08.00 WIB, sejumlah santri dari Pondok Pesantren Nurul Huda, Kota Kediri itu datang berobat ke Puskesmas Ngletih dengan kondisi perut mual serta kepala pusing. Karena kondisinya mengkhawatirkan, akhirnya mereka diharuskan untuk rawat inap.

Mereka mendapatkan perawatan intensif dari tim medis puskesmas. Para santri juga mendapatkan cairan infus, agar kondisi mereka lebih cepat pulih dan tidak mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan.

Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Huda, Edy mengatakan menu sahur yang disantap para santri menu seperti biasanya, yaitu sayur dengan lauk telur. Mereka tidak langsung sakit, bahkan sempat beraktivitas seperti biasa.

Rata-rata, mereka baru merasa tidak enak badan pada pagi hari yang disertai dengan mual dan pening. Kejadian itu tidak hanya pada satu santri, tapi ada belasan santri lainnya, sehingga mereka dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan perawatan.

"Setelah pagi hari ada sebagian santri yang mual-mual dan akhirnya dibawa ke puskesmas untuk dilakukan pengobatan," katanya.

Fitri, salah seorang santri mengaku tidak menyangka jika ia akan sakit. Ia dengan teman lainnya berharap segera sembuh, sehingga bisa berpuasa dan mengaji kembali.

Sementara itu, hingga kini para santri masih menjalani perawatan di puskemas. Mereka belum diizinkan untuk pulang, sebab kondisinya masih lemah. Mereka dianjurkan untuk tinggal, hingga kesehatannya pulih.

Pewarta: Destyan HS
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016