Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama PT PLN Edi Widiyono mengatakan biaya pembangunan proyek pembangkit listrik 10 ribu Mega Watt secara keseluruhan menghabiskan dana mencapai Rp160 triliun. "Pembangunan pembangkit listrik 10 MW, termasuk untuk pembangunan distribusi dan tranmisinya seluruhnya mencapai sekitar Rp160 triliun dan akan dikelola dalam tiga tahun," kata Edi Widiyono kepada wartawan di Jakarta, Jumat. Dengan investasi sebesar itu, tambah Edi, berarti akan terbuka lapangan kerja karena ada sekitar Rp 50 triliun setiap tahunnya. Edi juga menambahkan selain akan terjadi penambahan pasokan listrik dan terbukanya lapangan pekerjaan juga akan memiliki efek samping yang sangat besar bagi roda perekonomian nasional. "Dampak ikutannya untuk proyek 10 ribu MW tersebut diperlukan 25 juta ton batubara per tahun," kata Edi. Karena itu, tambahnya, akan terbuka kegiatan penambangan batu bara termasuk transportasinya yakni alat pengangkutan batu bara seperti kapal-kapal. Selain proyek 10 ribu MW tersebut, tambahnya, pada saat ini juga dilakukan kontrak-kontrak proyek Independent Power Plan (IPP) sebesar 4.500 MW dimana 3.300 MW diantaranya dimiliki oleh PT PLN. "Dan ini diikuti meningkatnya minat investor untuk ikut berinvestasi di sektor kelistrikan. Saat ini ada 90 investor dalam pembangunana listrik swasta dengan kapasitas mencapai total 20 ribu MW," kata Edi. Dengan berbagai proyek di bidang kelistrikan tersebut, Edi berharap sebelum 75 tahun usia kemerdekaan Indonesia, bangsa Indonesia sudah punya akses ke listrik. "Jadi hasil selama 60 tahun merdeka sekarang ini, dapat dicapai dalam 15 tahun mendatang," kata Edi. Sekarang ini, tambahnya, rationya baru 56 % jumlah pelanggan PT PLN yakni sebanyak 35 juta. Untuk mencapai 100 % ratio maka masih harus menyambung sebanyak 30 juta. "Dan 30 juta lagi ini kita cita-citakan tercapai dalam 15 tahun," kata Edi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007