Karimun, Kepulaan Riau (ANTARA News) - Tiga hari pasca-ledakkan di Jeti, pelabuhan pengapalan hasil produksim, A dan C PT Karimun Granite (KG), kepolisian masih belum Bisa memastikan jenis bahan peledaknya. Tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri dari Medan telah mengambil l bekas serpihan dari 10 titik di lokasi bekas ledakkan yang terjadi Jumat dini hari. Di tempat kejadian, tim AKBP Saptono W, Sabtu mulai pukul 10.00 hingga 15.00 WIB menyelidik dan membawa beberapa serpihan ke Labfor Polri Medan. Kapolda Kepulauan Riau (Kepri), Brigjen Polisi Sutarman, menyatakan jenis bahan peledak secara mendetil menunggu hasil penyelidikan Tim Puslabfor. Sementara itu, di wilayah Polres Karimun puluhan saksi telah diperiksa. Polisi juga memeriksa sejumlah karyawan PT KG. Kedua jeti milik PT KG yang berlokasi di Kelurahan Pasir Panjang, Kecamatan Meral Jumat (23/3) pukul 01.40 meledak. Sedikitnya 4 kali suara ledakan terdengar dari jeti yang saling berhadap-hadapan itu. "Belt conveyor" (sabuk pengangkut hasil produksi yang telah dihancurkan ke jeti) putus-putus, jendela dan pintu kaca pos pengawas, rusak. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu namun menggegerkan karena kejadian tersebut berlangsung setelah dalam beberapa pekan ini di perairan Kepulauan Riau-Singapura, TNI-AL menangkap tongkang-tongkang debu granit dengan dugaan dicampur dengan pasir darat. Ekspor pasir darat, tanah dan lapisan atas tanah beserta humus, sejak 6 Februari 2007 dilarang pemerintah. Di Kepulauan Kepri, selain di Pulau Karimun Besar, di Bintan Utara terdapat pertambangan granit yang kini menjadi komoditas yang diwacanakan harus juga dilarang diekspor. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007