Jakarta (ANTARA News) - Gubernur BI, Burhanuddin Abdullah mengisyaratkan BI enggan melepaskan hak pencetakan uang seperti yang diinginkan Departemen Keuangan mengingat bank sentral adalah pihak yang melakukan penghitungan kebutuhan uang beredar. "Saya kira banyak yang harus dipertimbangkan, bukan hanya soal cetak mencetak. Tapi bagaimana kita merencanakan berapa kebutuhan base money (uang beredar-red) dan itu yang menghitung adalah bank sentral. Apakah kita harus membuat proposal misalnya stiap tahun berapa kita akan mencetak? Itu akan menambah lagi (pekerjaan-red)," kata Gubernur BI usai memberikan sambutan dalam pertemuan bankir-bankir Asia di Jakarta, Senin. Menurutnya, praktek serupa sebenarnya dilakukan di sekitar 80 persen atau lebih dari 90 persen pencetakan uang di dunia. "Di Amerika memang dicetak pemerintah, tapi itu juga dilihat sejarahnya bagaimana sampai ke sana," katanya. Sebelumnya, Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengusulkan kepada Pansus UU Mata Uang DPR agar kewenangan mencetak uang dkembalikan kepada pemerintah, sehingga tugas BI hanya mengedarkan dan menarik uang.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007