Banda Aceh (ANTARA News) - Sopir truk/mobil barang (mobar) mengancam mogok massal (berhenti operasi) pada 28 Maret 2007 jika pemerintah daerah tidak menertibkan oknum petugas di jembatan timbang Semadam, Kuala Simpang, Aceh Tamiang. "Kami sudah sepakat dan akan menyerukan mogok massal kalau perlakuan diskiminatif terhadap sopir mobar terus dilakukan oknum petugas jembatan timbang Semadam," kata Ketua Bidang Unit Truk DPD Organda NAD Moeslem di Banda Aceh, Senin. Sikap diskriminatif oknum petugas jembatan timbang di Semadam (perbatasan Aceh-Sumut) sudah berlangsung lama, terutama terhadap mobar yang kelebihan muatan hingga 25 persen dari batas maksimal tonase masing-masing jenis kendaraan. Menurut Moeslem, dalam rapat terpadu di Banda Aceh 13 Maret 2007 antara pengurus DPD Organda dan Dinas Perhubungan NAD disepakati bagi truk yang kelebihan muatan tidak dibenarkan meneruskan perjalanan, tetapi harus kembali ke daerah asal. Praktek selama ini, ada armada truk tertentu yang secara nyata terbukti kelebihan hingga 25 persen tetap dibenarkan menerus perjalanan ke daerah tujuan, namun sebagian supir truk lainnya diwajibkan kembali ke daerah asal memuat barang. "Nah, perlakuan diskriminatif inilah yang kami protes dan bukan kami tidak setuju pembatasan muatan barang, akan tetapi kesepakatan itu harus diperlakukan sama kepada semua kendaraan dan bukan pilih kasih," tambah Moeslem. Armada truk (mobar) yang keluar dan masuk Aceh dengan memuat berbagai jenis bahan kebutuhan pokok masyarakat dan barang keperluan rekonstruksi Aceh setiap harinya mencapai 400 unit. "Kami sedang mempertimbangan berapa lama rencana mogok massa truk tersebut, namun kini masih memberikan kesempatan kepada pemerintah untuk menindak oknum petugas nakal di jembatan timbang Semadam," katanya. Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan NAD Ir Muhyan Yunan yang dihubung melalui telepon selular tidak aktif, sedangkan Asisten Ekonomi dan Keuangan pada Setda NAD Ir H Usman Budiman membantah adanya diskriminasi oknum petugas di jembatan timbang Semadam. "Bagaimana mungkin terjadi diskriminasi karena di jembatan timbang Semadan juga dilengkapi petugas dari Organda," katanya. Kepada pengusaha angkutan, ia mengharapkan agar para sopir truk (mobar) tidak melakukan tindakan arogan dan merugikan semua pihak, namun semua persoalan dan keluhan mereka akan segera ditertibkan secara bersama. Sementara itu, Ketua Bidang Unit Truk (BUT) DPC Organda kota Banda Aceh Usman menyebutkan bahwa pihaknya telah menyiapkan sebuah teks untuk dicetak menjadi selebaran sebagai seruang mogok massal di Aceh pada 28 Maret 2007. "Mogok massa hanya akan dilakukan kalau perlakuan diskriminatif oknum petugas di jembatan tembang Semadam tidak ditertibkan dan bersikap adil terhadap semua truk tentang komitmen bersama 13 Maret lalu," demikian Usman.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007