Bekasi (ANTARA News) - Sejumlah warga yang tinggal di bantaran Kali Bekasi, Kota Bekasi, Jawa Barat, menunda pemberangkatan mudik akibat air sungai meluap, Minggu malam.

"Tiba-tiba air dari saluran air mulai masuk ke jalan di kompleks saya jam 23.15 WIB. Saya diinformasikan air Kali Bekasi meluap," kata warga Blok C Perumahan Pondok Mitra Lestari Oman Rachman (55) di Bekasi.

Oman yang saat itu tengah bersiap-siap pulang kampung terpaksa membatalkan rencana mudiknya ke Ciamis, Jawa Barat, akibat situasi itu.

"Saya sudah masukin koper ke mobil dan istri sama putri saya sudah siap berangkat malam ini, tapi terpaksa dipending dulu sampai situasi normal. Takut air masuk ke rumah karena prabotan belum dinaikin ke tempat aman," katanya.

Menurut dia, air di sejumlah jalan lingkungan kawasan setempat mencapai ketinggian sekitar 5-10 centimeter.

Situasi yang sama terjadi di Perumahan Villa Nusa Indah Desa Bojong Kulur, Kecamatan Gunung Puteri, Kabupaten Bogor yang dilintasi Kali Cileungsi sebagai hulu dari Kali Bekasi.

"Status siaga 2. Kami tetap waspada dan terus berkoordinasi dengan petugas Bendung Kali Bekasi agar aliran bisa terus dibuka mengingat Kali Cikeas debitnya cukup tinggi," kata warga Villa Nusa Indah Dodi (36).

Menurut dia, peran Bendung Kali Bekasi sangat menentukan situasi debit di bagian hulu agar tidak meluap dan membanjiri pemukiman penduduk di sepanjang bantaran.

"Hari ini mayoritas warga Vila Nusa Indah sudah pulang kampung. Banyak rumah yang kosong," katanya.

Data yang dihimpun melalui Komunitas Peduli Cileungsi Cikeas (KP2C) menyebutkan tinggi muka air Sungai Cileungsi pada pukul 19.34 WIB mencapai puncaknya, yakni sekitar 360 kubik per detik.

Sementara tinggi muka air Sungai Cikeas pada pukul 22.00 WIB mencapai puncaknya yakni sekitar 228 kubik per detik.

Kedua aliran sungai itu bergabung di Kali Bekasi, tepatnya di Perumahan Pondok Gede Permai Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi.

"Pada pukul 22.00 WIB tinggi muka air Kali Bekasi sudah mencapai 560 kubik per detik atau di atas situasi normal yakni 300 kubik per detik," kata anggota KP2C Puarman.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016