Samarinda (ANTARA News) - Kalimantan Timur sepanjang Januari-Mei 2016 mengimpor berbagai komoditas dari sejumlah negara senilai lebih dari 1,488 miliar dolar AS atau setara dengan Rp19,35 triliun jika rata-rata 1 dolar setara dengan Rp13.000.

"Impor sebesar itu berupa komoditas minyak dan gas (migas) senilai 1,05 miliar dolar AS dan impor komoditas nonmigas senilai 429,8 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur M Habibullah di Samarinda, Jumat.

Ia merinci komoditas minyak yang diimpor dengan nilai 1,05 miliar dolar itu terdiri dari minyak mentah senilai 859,4 juta dolar dan hasil minyak senilai 199,3 juta dolar AS.

Sedangkan komoditas non migas yang diimpor antara lain berupa mesin dan peralatan mekanik senilai 233,9 juta dolar, pupuk senilai 31,19 juta dolar, barang dari besi atau baja 40,87 juta dolar, karet dan aneka barang dari karet senilai 24,7 juta dolar, kendaraan bermotor dan bagiannya senilai 14,81 juta dolar AS.

Berbagai negara penghasil migas yang menjadi subjek impor oleh Kaltim periode Januari-Mei 2016 antara lain Nigeria dengan nilai 238,5 juta dolar, Azerbaijan senilai 244 juta dolar, Algeria sebesar 99,5 juta dolar, Korea Selatan sebesar 110 juta dolar, dan impor migas dari Singapura senilai 76 juta dolar.

Kemudian impor non migas antara lain dari Malaysia senilai 136,5 juta dolar, dari Amerika Serikat senilai 66,3 juta dolar, dari Singapura sebesar 53,2 juta dolar, dari Tiongkok senilai 43,2 juta dolar, dari Prancis senilai 15 juta dolar, dan impor non migas dari Jerman senilai 27,8 juta dolar.

Ia melanjutkan, impor berbagai komoditas untuk Provinsi Kaltim dari berbagai negara penghasil periode Januari-Mei 2016 tersebut mengalami penurunan hingga minus 32,67 persen ketimbang periode yang sama tahun 2015, karena di periode itu Kaltim mendatangkan berbagai komoditas dengan nilai 2,211 miliar dolar AS.

"Impor migas dan non migas untuk Kaltim pada Mei 2016 jika dibandingkan dengan April 2016 juga mengalami penurunan, yakni pada April senilai 359,2 juta dolar AS, tetapi pada Mei turun menjadi 312 juta dolar," kata Habibullah.


(KR-GFR/N002)

Pewarta: M Ghofar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016