Jakarta (ANTARA News) - Presiden Republik Tatarstan Rustam Minnikhanov memandang Islam dapat menjadi perekat hubungan dan kerjasama Indonesia dan Rusia.


"Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, begitu pula Tatarstan merupakan pusat Islam di Rusia. Kesamaan sejarah dan tradisi ini dapat membantu kita untuk lebih memahami satu sama lain, termasuk dalam rangka bisnis," ujar Rustam Minikhanov saat menerima kunjungan Dubes RI untuk Rusia merangkap Belarus M. Wahid Supriyadi.

Republik Tatarstan adalah salah satu negara bagian di Federasi Rusia yang menyandang nama Republik. Mayoritas agama yang dianut oleh penduduknya adalah Islam.

Counsellor Pensosbud Nanang Fadillah, dalam keterangan yang diterima Antara di Jakarta, Senin menyebutkan Dubes RI Wahid Supriyadi didampingi Minister Counsellor Pensosbud Darmawan Suparno, Atase Perdagangan Heryono Hari P dan Sekretaris Kedua Ekonomi Indra Agustini, mengadakan kunjungan kerja di kota Tatarstan.


Presiden Rustam Minikhanov berjanji mengirimkan delegasi dagang dan kesenian pada acara Festival Indonesia 2016, sebuah pameran dagang, pariwisata, investasi dan seni budaya yang akan digelar KBRI Moskow di Hermitage garden, Moskow, 20 - 21 Agustus 2016 mendatang.


"Saya menyimak serius dan menilai paparan Dubes RI sangat logis dan menarik. Karenanya saya instruksikan instasi terkait Republik Tatarstan menindaklanjutinya," ujar Rustam.


Dubes Wahid juga menawarkan kerjasama Sister Province antara Republik Tatarstan dengan Daerah Istimewa Aceh.


"Sebagaimana Republik Tatarstan yang menjadi tempat masuknya Islam pertama kali ke tanah Rusia pada abad X, Provinsi Aceh juga merupakan kota masuknya Islam pertama kali di Indonesia pada abad XIII," ujar Dubes RI yang baru tiga bulan bertugas di Rusia.



Dalam pertemuan sekitar sejam di kantor Presiden Tatarstan tersebut, Presiden Rustam Minikhanov menyinggung berbagai bidang kerjasama ekonomi yang dapat dikembangkan, misalnya di bidang perminyakan, petrokimia, rekayasa, manufaktur komponen otomotif dan helikopter, kedokteran, pertanian, teknologi informasi, pendidikan dan penelitian, dan sebagainya.


"Sayangnya berbagai potensi kerjasama tersebut belum sepenuhnya dikembangkan kedua negara," ujar Rustam Minikhanov.


Dubes RI Wahid Supriyadi beserta rombongan juga bertemu pimpinan KADIN setempat, mengunjungi kampus Universitas Federal Kazan, Universitas Innopolis, kawasan berikat Innapolis, Badan Rohani Islam Republik Tatarstan, Pusat Badminton Tatarstan dan pertemuan dengan mahasiswa Indonesia yang belajar di Tatarstan.


Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016