Jakarta (ANTARA News) - Pesona dan kharisma Chrisye telah membuat semua orang jatuh cinta, termasuk sahabat baiknya promotor musik Adrie Subono yang tidak lagi sempat membuatkan sebuah panggung megah bagi sang legenda. "Kita belum ada kesempatan kerja sama untuk membuat konser. Ketika keinginan itu akan diwujudkan sudah tidak ada kesempatan lagi," kata Adrie saat ditemui di rumah duka, Jalan Asem II No 80, Cipete, Jakarta, Jumat. Adrie mengenal Chrisye lewat istrinya yang telah berkawan dengan pelantun "Badai Pasti Berlalu" sejak SMP (1969). Baginya, Chrisye adalah seseorang yang rendah hati dan berjiwa besar. "Ia bahkan tidak menujukkan banwa dirinya adalah seorang musisi besar," katanya. Adrie mengaku menyimpan sebuah kenangan manis dengan penyanyi segala zaman ini saat ulang tahunnya pada 1993. Ia tidak menyangka jika penyanyi bersuara khas ini akan memainkan piano dan bernyanyi untuknya. "Chrisye tidak pernah melakukan hal itu, tetapi ia memberi saya kejutan dengan permainannya," katanya. Kabar Chrisye jatuh sakit tidak dapat diterimanya. Adrie tidak dapat mempercayai seorang teman dekat yang jahil dan ceria itu divonis mengidap kanker paru-paru. "Hingga saat ini saya masih menyimpan foto-fotonya saat konser lho, itu adalah kenangan yang berharga," kata Adrie. Kehilangan seorang Chrisye sama dengan kehilangan salah satu musisi terbaik bangsa. Hingga akhir hayat, Chrisye terus berjuang demi perlindungan hak cipta. Ia ingin membangkitkan semangat musisi Indonesia untuk terus berjuang. Chrisye meninggal pada Jumat 30 Maret 2007 pada pukul 04.08 WIB di rumah duka Jalan Asem II nomor 80, Cipete, Jakarta Selatan. Sejak pukul 08.00 WIB para pelayat terus berdatangan termasuk sahabat dan kerabat dekatnya. Puluhan musisi Indonesia tampak hadir untuk memberikan penghormatan terakhirnya pada sang Legenda. "Indonesia kehilangan seorang musisi yang luar biasa," kata Glenn Fredly yang hadir di rumah duka. Proses pemakamannya di Taman Pemakaman Umum Jeruk Purut pun penuh sesak. Meski diiringi rintik hujan, tidak menyurutkan para pelayat untuk mengantar Chrismansyah Rahardi ke peristirahatan terakhir.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007