"Katanya kalau ikutan maraton itu lo akan merasakan endorfin, sama seperti ketika seorang ibu habis melahirkan bayi," kata Daniel di Jakarta, Kamis.
"Tapi kan cowo ga bisa pernah merasakan hal itu. Jadi gue pengen cobain itu melalui maraton," papar dia. Lari maraton merupakan resolusi Daniel tahun ini karena ia tidak mau jadi "perawan maraton".
Daniel juga penasaran pada orang-orang yang ketagihan maraton, terutama para pebisnis dan CEO sukses. Ia menganggap maraton bisa melatih mentalitas agar bisa mewujudkan tujuan meski banyak rintangan menghadang.
"Ketika gue sudah 17 km, setiap step gue lari, selalu ada di otak gue yang ngomong 'udahlah jalan kaki saja, sudah stop saja'. Dan akhirnya gue ambil satu step lagi, jangan nyerah, sampai akhirnya kelar 25 km."
"Bisikan" itu serupa dengan pengaruh pihak-pihak lain yang dapat menjatuhkan mental ketika menjalankan bisnis.
Sebagai persiapan, ia berlatih selama tiga kali sepekan. Awalnya Daniel berlatih sendirian, namun baru sebulan belakangan ia dibimbing oleh seorang pelatih. Jarak lintasan lari yang ia tempuh selama latihan biasanya sepanjang FX Senayan - Kota - FX Senayan.
Daniel juga biasa berlatih saat matahari belum terbit untuk menghindari udara penuh polusi dari kendaraan bermotor yang memenuhi ibukota setiap pagi.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016
