Sorong (ANTARA News) - Nelayan tradisional Kota Sorong, Papua Barat, sepekan tidak melaut karena angin kencang dan gelombang tinggi sehingga membahayakan nelayan.

"Angin kencang membuat gelombang laut tinggi dan membahayakan kami nelayan sehingga untuk sementara kami tidak berani melaut," kata Salim salah seorang nelayan Kota Sorong, Rabu.

Dia mengatakan, pekan lalu salah satu kapal nelayan Kota Sorong bernama Makmur Badi milik Haji Haris tenggelam di perairan Sorong Selatan akibat cuaca buruk.

Para nelayan kapal Makmur Badi tersebut semuanya selamat berenang ke tepi pantai. Namun kapal, peralatan dan hasil tangkapan tenggelam ke dasar laut.

Karena itu, kata dia, nelayan Kota Sorong yang rata-rata menggunakan kapal kayu dan perahu-perahu kecil tidak berani melaut takut dihantam gelombang tinggi.

Ia mengatakan, aktivitas nelayan di Kota Sorong saat ini adalah memperbaiki kapal dan jaring tangkapan untuk persiapan melaut jika cuaca sudah kembali normal.

Kepala BMKG Stasiun Jefman Sorong Frans Rahawarin yang memberikan keterangan terpisah, mengatakan cuaca ekstrem kini melanda sejumlah daerah di Tanah Air, termasuk di Provinsi Papua Barat hingga September 2016.

Karena itu, dia mengimbau kepada seluruh masyarakat di Kota Sorong dan sekitarnya bahkan Papua Barat agar dapat mewaspadai dampak buruk dari cuaca ekstrem tersebut.

"Khusus nelayan jangan lengah, sebab badai di laut sewaktu-waktu bisa terjadi dan mengancam keselamatan jiwa mereka," katanya

Dia berharap masyarakat mengikuti informasi prakiraan cuaca harian yang disampaikan oleh BMKG terutama peringatan dini akan terjadi hujan lebat, angin kencang, dan gelombang laut tinggi.

Pewarta: Ernes B. Kakisina
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016