Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada pekan depan diperkirakan cenderung menurun, akibat adanya overbought, meski pada awalnya ada penguatan indeks terdorong harapan inflasi Maret yang rendah. "Rasanya kenaikan pekan ini tidak cukup kuat secara teknis mendukung penguatan pekan berikutnya akibat sudah 'overbought' (kelebihan beli), sehingga indeks pekan berikutnya cenderung turun," kata Analis Saham PT Valbury Asia Securities, Krisna Dwi Setiawan, kepada ANTARA di Jakarta, akhir pekan ini. Selain itu, katanya, pasar saham akan masih mendapat tekanan dari melonjaknya harga minyak mentah dunia yang tren harganya kembali naik pasca resolusi Dewan Kemanan PBB tentang nuklir Iran dan kondisi perlambatan ekonomi AS. "Masih besar pengaruh global ke pasar kita, jadi pasar pekan depan juga tergantung keadaan pasar regional," kata Krisna. Sedangkan untuk sentimen positif lokal yang bisa memperkuat kenaikan indeks, pasar masih berharap pada hasil inflasi Maret dan Bank Indonesia untuk kembali menurunkan suku bunga acuannya, BI rate, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI berikutnya, tambahnya. Selama pekan ini, IHSG ditutup naik 24,963 poin atau 1,38 persen menjadi 1.830,924 dan indeks LQ45 menguat 6,635 poin atau 1,72 persen ke level 390,917. Penguatan indeks pada pekan ini lebih banyak didorong sentimen individu saham yang memiliki laporan keuangan dan berlanjutnya kenaikan sektor pertambangan yang masih didorong oleh harga komoditi. Pasar pada awal pekan sempat mengalami tekanan dari bursa global dan regional atas kondisi perekonomian AS yang dipengaruhi data penjualan rumahnya yang turun dan meningkatnya ketegangan Iran dan Barat. Ketegangan ini telah mendorong harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan hingga mencapai level 67 dolar AS per barel, disebabkan oleh sentimen Wall Street setelah The Fed membuka peluang bagi penurunan suku bunganya dalam waktu yang tidak lama lagi. Namun, masih kuatnya ekonomi makro domestik dan harapan turunnya tingkat inflasi Maret telah mendorong indeks kembali ke jalur positif hingga mendekati level tertingginya pada 1.830,924. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007