Jakarta (ANTARA News) - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan pihak kepolisian terus mencari provokator yang memicu terjadinya kerusuhan berbau SARA di Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara.

"Kami sudah menangkap yang ada di Jakarta, saat ini kami sedang mencari siapa yang pertama kali mengajak melakukan pembakaran," kata Tito usai bertemu dengan tokoh-tokoh lintas agama di Kantor Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CDCC), Jakarta, Kamis.

Dia melanjutkan, polisi berjanji akan menangkap siapa saja yang terlibat dalam kerusuhan yang mengakibatkan beberapa wihara, klenteng, bangunan yayasan sosial dan mobil terbakar tersebut.

Sampai saat ini, polisi menetapkan 19 orang tersangka dalam kasus kerusuhan bernuansa SARA di Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara pada Jumat (29/7) malam.

Sementara itu, warga yang protes kepada salah satu rumah ibadah, yang diduga menjadi pemicu kerusuhan, tidak ditahan.

"Dia hanya melakukan protes, tidak memprovokasi apa-apa," ujar Kapolri.

Tito pun kembali menegaskan bahwa kejadian di Tanjungbalai sejatinya berlatar belakang kehidupan bertetangga, bukan agama.

"Kami mohon pihak-pihak di media sosial jangan memprovokasi orang lain. Tolong jangan memanaskan suasana, biarkan peristiwa Tanjungbalai tetap di Tanjungbalai," tutur dia.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua CDCC Din Syamsuddin menambahkan masyarakat Indonesia sudah sepatutnya jangan mengotak-ngotakkan diri. Sebab, kemajemukan di Indonesia adalah anugerah Ilahi.

"Kemajemukan itu membawa ujian di dalamnya, yaitu apakah kita bisa hidup berdampingan dalam damai atau tidak," tutur Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut.

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016