Rio de Janeiro (ANTARA News) - Para pemanah Korea Selatan (Korsel) tak membiarkan angin di Sambadrome meniup peluang mereka untuk mempertahankan delapan gelar juara berturut-turut bagi regu putri di Olimpiade Rio. 

Angin yang berembus keras tak menghalangi tim panahan Korea Selatan mengalahkan tim Rusia di nomor beregu putri Minggu.

Hembusan angin membuat anak panah atlet Rusia Ksenia Perova meleset ke bagian luar lingkaran skor enam dalam babak penentuan peraih medali emas.

Tapi Ki Bo-bae, Choi Mi-sun dan Chang Hye-jin seperti punya kekuatan mistis untuk memindahkan angin dari arah anak panah mereka.

Mereka mencetak kemenangan poin telak 5-1 atas lawan mereka, membuat para penggemar Korea Selatan terpana di bangku penonton.

Lima dari enam anak panah mereka pada set pembuka bersarang di bagian terdalam lingkaran emas untuk skor maksimum 10 poin, menipiskan harapan Perova, Tuiana Dashidorzhieva dan Inna Stepanova untuk menyainginya.

Ratu panahan Ki Bo-bae yang juga juara bertahan di ajang individual tampil prima dalam kemenangan itu, memastikan tim tetap tak terkalahkan di Olimpiade.

Korea Selatan memenangi gelar juara kedelapan berturut-turut 28 tahun setelah memenangi medali pertama di Olimpiade Seoul.

Dalam konferensi media multibahasa, Ki dan timnya ditanya tentang "rahasia" sukses mereka. Seorang reporter menanyakan kebenaran laporan bahwa mereka harus menangani ular untuk membangun kekuatan mental dan mengatasi ketakutan.

"Kami berusaha membiasakan diri dengan kebisingan dan kadang kali berlatih dengan latar tidak biasa, tapi kami tidak harus menghadapi ular," kata Ki dengan senyuman.

"Memang benar bahwa sebelum datang ke Rio ada ekspektasi yang sangat besar dari sangat banyak orang untuk mendapat medali emas kedelapan kali berturut-turut. Tekanannya terasa lebih besar karena itu," katanya.

"Jadi kami pikir akan sulit bagi kami, tapi kami hanya terus bekerja bersama dengan kerja tim yang kuat dan itu terbukti benar," kata Ki seperti dilansir kantor berita Reuters. (Uu.D011)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016