Denpasar (ANTARA News) - Pimpinan Kodam IX/Udayana dan Polda Bali sepakat untuk menyelesaikan secara hukum atas kasus bentrokan yang diwarnai suara tembakan antar-oknum TNI dengan Polri di Lapangan Mayor Metra Singaraja, Kabupaten Buleleng. "Tadi saya melakukan kontak telepon dengan Pangdam, dan beliau sepakat untuk membicarakan dan menindaklanjuti kasus tersebut, yang ujungnya tentu bermuara pada hukum," kata Kapolda Bali Irjen Pol Paulus Purwoko, ketika dihubungi di Denpasar, Senin. Ia menyebutkan, kasus yang muncul di Buleleng sama sekali bukan berupa "pertempuran" antar-satuan- seperti yang sempat diisukan banyak orang, melainkan murni antar-oknum aparat. "Jadi itu antar-oknum, dan kejadiannya pun nampaknya begitu spontanitas," ujar Kapolda. Namun demikian, lanjut dia, apa pun yang terjadi, antara pihaknya dengan pimpinan Kodam Udayana telah sepakat untuk membicarakan dan menindaklanjuti kasus tersebut sesuai ketentuan yang berlaku. Bentrok antar-oknum aparat Raider-900 dan anggota Polres Buleleng pada Minggu (1/4) petang lalu, berawal dari adanya pertandingan sepakbola antar-desa, memperebutkan piala "Moncong Putih" yang diprakarsai pengurus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Buleleng. Pada sore hingga petang hari itu, kesebelasan dari Desa Sidaji melawan Desa Banyuning, yang tercatat diperkuat beberapa anggota TNI saling bertanding. Di akhir pertandingan, antar-kedua kesebelasan tersebut terjadi keributan, sehingga mengundang kehadiran petugas Dalmas dan beberapa unsur lain dari jajaran Polres Buleleng untuk mengambil langkah-langkah pengamanan. Polisi yang kemudian berupaya merelai keadaan, secara tiba-tiba muncul satu truk anggota Raider-900 merangsek ke tengah lapangan sambil melepaskan serentetan tembakan ke udara. Mendengat suara itu, masyarakat di sekitar lokasi menjadi kacau, dan saat itulah ada oknum-Raider menghantam dan menganiaya beberapa anggota Polri menggunakan tangan kosong dan popor bedil. Akibatnya, Ipda Wayan Wetem dan Briptu Kadek Risapa yang mengalami luka-luka robek dan memar cukup serius harus segera dilarikan ke RSUD Singaraja. Sementara, Ipda Eko Iskandar yang mengami luka tidak terlalu berat hanya menjalani rawat jalan. Selain melukai tiga polisi, oknum-TNI juga sempat mencegat dan menembaki bagian roda kendaraan truk yang dipergunakan para suporter dari kesebelasan Desa Sudaji hingga seluruh roda belakangnya kempes. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007