Washington DC (ANTARA News) - Setelah banyak tokoh Al Qaeda yang tewas atau ditangkap sehubungan dengan serangan 11 September 2001, satu generasi baru para pemimpin kelompok itu muncul di daerah-daerah suku Pakistan, kata surat kabar New York Times di situsnya, Minggu petang. Mengutip para pejabat intelijen dsn kontra terorisme Amerika Serikat (AS) yang tidak disebut namanya, surat kabar itu mencantumkan informasi bahwa fenomena itu membuat badan-badan intelijen AS heran dan cemas. Pihak berwenang AS, Eropa dan Pakistan selama beberapa bulan telah memecahkan bersama satu gambaran tentang kepemimpinan baru ketika mereka mengumpulkan bukti selama penyelidikan terorisme, kata laporan itu. Informasi baru tentang struktur Al Qaeda datang melalui komunikasi yang disadap antara para aktivis di daerah-daerah suku Pakistan, kata suratkabar itu. Juga tindakan penting telah dilakukan yaitu pemeriksaan terhadap para tersangka dan bukti materi yang dihimpun setelah satu komplotan yang menurut para penyelidik Inggris dan AS telah mereka gagalkan musim panas lalu untuk menghancurkan perusahaan-perusahaan-perusahaan penerbangan komersil setelah tinggal landas dari London, kata The Times. Penyelidikan terhadap komplotan perusahaan penerbangan itu menghasilkan kesimpulan para pejabat bahwa seorang komandan paramiliter Mesir bernama Abu Ubaidah al Masri adalah tokoh Al Qaeda di Pakistan yang merekayasa serangan itu, kata laporan tersebut. Masri, seorang veteran perang di Afghanistan , diperkirakan sering mengunjungi perbatasan antara Pakistan dan Afghanistan, kata suratkabar itu. Ia diduga memimpin operasi milisi itu di provinsi Kunar, Afghanistan, tapi ia muncul sebagai salah seorang pemimpin senior Al Qaeda setelah tewasnya Abu Hamza Rabia, seorang warga Mesir lainnya yang tewas akibat serangan rudal di Pakistan tahun 2005. Bukti tentang Masri dan satu kelompok kecil tokoh Al Qaeda menyebabkan masyarakat intelijen AS menilai kembali tentang kekuatan kelompok inti di daerah-daerah suku Pakistan , dan perannya dalam beberapa kelompok terorisme yang paling penting dua tahun belakangan ini, kata suratkabar itu. Para pejabat intelijen AS kini yakin bahwa kendatipun kepemimpinan teras Al Qaeda lemah sebagai akibat operasi kontra terorisme setelah serangan 11 September, pukulan itu tidak menimbulkan kelumpuhan seperti yang pernah diperkirakan, kata The Times. Februari, deputi direktur Badan Intelijen Pusat AS (CIA) Stephen Kappes mendampingi Wakil Presiden Dick Chenney ke Islamabad untuk menyampaikan kepada Presiden Pakistan Pervez Musharraf laporan intelijen mengenai kemampuan Al Qaeda yang meningkat dan mengembangkan satu strategi untuk menyerang kamp-kamp pelatihan, demikian AFP. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007