Manila (ANTARA News) - Sekira 1.000 pakar dari Asia Tenggara, Jepang dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin mengambil bagian dalam simulasi dan latihan yang ditujukan untuk mempertajam antisipati terhadap kemungkinan terjadinya pandemi influenza. Latihan itu dilakukan dengan pengandaian wabah flu burung pada manusia terjadi di Kamboja, di mana 9.500 orang di 20 desa beresiko terinfeksi virus. Aksi dimulai dari WHO Regional Asia Pasifik di Manila, ibukota Filipina, hingga reaksi cepat tingkat untuk menghadapi ancaman penyakit. Direktur WHO Regional Asia Pasifik, Shigeru Omi, akan meminta negara-negara ASEAN untuk segera mengirimkan sediaan obat antivirus (tamiflu) dan perlengkapan perlindungan ke daerah wabah. Dalam simulasi itu, alat dan masker juga akan didistribusikan dari pusat sediaan yang dikelola oleh kontraktor swasta di Singapura ke Kamboja. "Latihan ini merupakan pengujian kemampuan komunikasi cepat antar mitra yang turut serta yakni ASEAN, Jepang, Kamboja dan WHO. Latihan ini adalah proses pembelajaran," kata juru bicara WHO Regional Peter Cordingley. "Kami mencoba membangun sistem supaya hambatan yang mungkin muncul dalam situasi nyata di lapangan dapat dihadapi. Ini akan membantu kita dalam memperbaiki kesiapan untuk menghadapi segala kemungkinan jika krisis yang sebenarnya terjadi," katanya. Kasus kematian akibat flu burung yang baru-baru ini terjadi di Indonesia, kata dia, mengingatkan semua pihak bahwa ancaman virus tersebut nyata dan semua harus mempersiapkan diri untuk menghadapi skenario terburuk. Pada Minggu otoritas kesehatan Indonesia mengkonfirmasi dua kematian baru akibat infeksi virus flu burung H5N1 yang menempatkan Indonesia sebagai negara dengan kasus flu burung terbanyak yakni 91 kasus dengan 71 kematian. Menurut WHO jumlah kasus flu burung di dunia total 281 kasus dan 169 diantaranya berakibat kematian. Ilmuwan khawatir virus H5N1 akan bermutasi membentuk strain baru yang mudah menular antar manusia dan memicu pandemi yang berpotensi menyebabkan kematian jutaan penduduk dunia, demikian laporan AFP. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007