Rio de Janeiro (ANTARA News) - Persaingan atlet renang putri Rusia dengan atlet putri Amerika Serikat pada nomor gaya dada 100 meter Olimpiade 2016 yang digelar di Rio de Janeiro, Brazil, Senin waktu setempat, menjadi panas menyusul isu doping terhadap atlet-atlet Rusia.

Atlet putri AS Lilly King meraih medali emas dan mencetak rekor Olimpiade setelah mencatatkan waktu satu menit 4,93 detik. Sedangkan atlet putri Rusia Yuliya Efimova meraih medali perak dengan catatan waktu satu menit 5,5 detik. Medali perunggu diraih rekan senegara Lilly, Katie Meili, yang mencatatkan waktu satu menit 5,69 detik.

Kedua atlet putri Amerika Serikat membalut diri mereka dengan bendera negaranya. Sedangkan Efimova tampak menangis dan berdiri di sisi lain podium.

Persaingan antara Rusia dan AS juga berlanjut di luar kolam ketika Lilly terlebih dahulu memicu konflik dengan menentang keikutsertaan Efimova dalam Olimpiade Rio 2016. Efimova berhak ikut Olimpiade 2016 setelah bandingnya atas kasus doping diterima.

Dalam jumpa pers ketiga atlet itu setelah perlombaan renang, Lilly mengkritik Efimova yang mengacungkan jari setelah menang perlombaan semifinal.

"Dia mengacungkan jari nomor satu dan dia telah terbukti curang dengan doping. Saya bukan salah satu penggemarnya," kata Lilly kepada para jurnalis selepas perlombaan semifinal pada Minggu (7/8) waktu setempat.

Sementara, Efimova terus mendapatkan cemoohan dari para penonton setiap kali melangkah menuju tepi kolam. Para penonton seakan mendukung kubu AS untuk menaklukkan Rusia.

Efimova mengaku setiap perlombaan final renang Olimpiade selalu menjadi perlombaan yang penuh ketegangan. "Meskipun pada perlombaan final pada Olimpiade pertama, setiap final Olimpiade ketegangan selalu muncul," kata atlet berusia 19 tahun itu.

"Namun, terutama tetap berdiri untuk apa yang saya anggap benar. Saya merasa saya harus tampil dan melakukan perlombaan lebih baik dibanding penampilan saya sebelumnya. Saya kira ini adalah kemenangan untuk olahraga yang bersih dan untuk menunjukkan bahwa saya dapat melakukannya ketika... bersaing dengan bersih sepanjang hidup saya," kata Efimova.

Efimova berbicara dengan suara gugup dalam bahasa Inggris yang kurang lancar dan menyatakan telah "membuat kesalahan". Dia lantas berbicara dalam bahasa Rusia terkait komentar Lilly terhadapnya.

"Saya sangat memahami atlet-atlet yang berkomentar tentang itu. Tapi, saya juga terkandang tidak dapat menerima karena seringkali atlet-atlet berada di atas para pakar politik," kata Efimova.

Lilly yang tidak dapat mendengar pernyataan Efimova lewat terjemahan hanya memutarkan bola matanya ketika atlet Rusia itu berbicara. Lilly juga menolak untuk bersalaman dengan Efimova pasca-konferensi pers.

"Jika saya berada pada posisi Yulia, saya tidak ingin disalami oleh seseorang yang berbicara tidak menyenangkan tentang saya. Jadi, jika dia berharap agar diucapkan selamat, saya minta maaf," ujar Lilly.

"Dia berenang dengan menakjubkan dan saya selalu berusaha untuk menyainginya. Tapi, saya benar-benara dalam suasana untuk merayakan kemenangan ini bersama Katie," kata Lilly dilaporkan Reuters.

(I026/A020)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016