Bandung (ANTARA New) - Ayah kandung atlet angkat besi putri peraih medali perak Olimpiade 2016, Rio de Janeiro, Brasil, Sri Wahyuni Agustiani, Candiana (44 tahun) menuturkan pada mulanya anak sulungnya tersebut atlet marathon.

"Waktu kecil malah si Eneng itu atlet maraton waktu umur 13 tahun, kelas enam SD dia mulai tertarik ke angkat besi," kata Candiana di kediamannya di Kampung Bojong Pulus RT4/RW2 Desa Banjaran Wetan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Rabu.

Potensi Sri Wahyuni sebagai atlet angkat besi, kata dia, malah pertama kali dilihat oleh rekan kerja Candiana yang bernama Siti Aisyah.

"Jadi waktu itu teman saya, Bu Siti Aisyah bilang, itu anak kamu suruh ikut latihan angkat besi saja di Pameungpeuk, Banjaran," kata dia.

Menurut dia, awalnya Sri Wahyuni enggan ikut latihan angkat besi di tempat tersebut dan malah yang ikut latihan adalah adik Sri Wahyuni, yakni Desi Nuryanti.

"Jadi awalnya itu adiknya yang latihan, si Eneng malah enggak mau. Tapi lama kelamaan saya kan sering mengantar adiknya ke tempat latihan dan si Eneng sendirian di rumah. Akhirnya dua hari kemudian dia mau ikut latihan di sana," ujar dia.

Ia menuturkan selama menekuni olahraga angkat besi tidak pernah mengeluh.

"Si Eneng itu punya motto yang menurut bapak sangat bagus, harus mengalahkan diri sendiri dan terbukti berkat kerja kerasnya anak bapak bisa meraih berbagai prestasi," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan salah satu alasan Sri Wahyuni menjadi atlet angkat besi ialah adalah ingin membahagiakan keluarganya dan membantu adik-adiknya untuk bersekolah.

"Alhamdulillah tiap bulan si Eneng suka bisa transfer uang untuk keperluan ibu bapaknya dan sekolah adik yang kedua sama yang bungsu," kata Candiana.

Atlet angkat besi putri Sri Wahyuni Agustiani berhasil mempersembahkan medali pertama bagi Indonesia pada Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil, setelah meraih perak pada kelas 48 kg, Sabtu (Minggu, 7 Agustus 2016 WIB).

Sri Wahyuni mencatat total angkatan 192 kg, sementara medali emas diraih lifter Thailand Tanasan Sopita yang membukukan angkatan 200 kg.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016