London (ANTARA News) - Polisi di London sedang menyelidiki tuduhan bahwa seorang petenis muda diracuni saat berlaga di turnamen Wimbledon tahun ini, menurut lansiran sebuah surat kabar Inggris pada Rabu waktu setempat.

Gabriella Taylor (18) mundur dari turnamen tersebut pada Juli dan menjalani perawatan intensif selama empat hari.

Polisi sekarang sedang menyelidiki apakah petenis tersebut sengaja diracuni, kata surat kabar Telegraph seperti dikutip AFP.

Taylor dikabarkan didiagnosis dengan Leptospirosis, infeksi bakteri yang disebarkan hewan. Infeksi langka tersebut biasanya ditandai dengan gejala mirip flu, meskipun dalam kasus yang parah bisa menyebabkan pendaraan internal dan kerusakan organ.

Ibu Taylor, Milena Taylor, mengatakan sebelum turnamen tenis tersebut kondisi fisik putrinya sangat baik.

"Dia sangat percaya diri dan bertekad merebut gelar tersebut; itu impiannya. Semuanya berjalan baik."

"Dia melaju ke perempat final tapi kemudian dia menjalani perawatan intensif dan hampir mati. Ketika tim infeksi menjelaskannya kepada kami, kami sulit memercayainya," ujarnya kepada The Telegraph.

Polisi mengatakan kepada AFP, mereka sedang menyelidiki dugaan meracuni dengan tujuan menghilangkan nyawa atau menyebabkan luka berat, hanya menggambarkan korban sebagai wanita berusia 18 tahun.

"Korban jatuh sakit pada 6 Juli. Belum diketahui dimana atau kapan racun itu tertelan," kata seorang juru bicara polisi dalam sebuah pernyataan, menambahkan mereka belum melakukan penangkapan.

Klub tenis Wimbledon enggan berkomentar mengenai kasus itu. Seorang juru bicara mengungkapkan kepada The Telegraph bahwa Wimbledon belum didatangi polisi mengenai penyelidikan itu.

Klubnya tidak memiliki rekor bahwa Taylor menggunakan katering di arena turnamen, juru bicara mengatakan kepada surat kabar tersebut

Ibu Taylor mengatakan minuman putrinya sering ditinggalkan di lounge pemain, ia berspekulasi bahwa seseorang bisa mencemari minumannya.

Sejak sakit tak terduga Taylor telah kembali berlatih.

Pewarta: Monalisa
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016