Jakarta (ANTARA News) - Pertumbuhan industri pengolahan nonmigas pada semester I/2016 mencapai 4,54 persen, lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada 2015 sebesar 5,26 persen.

"Tentu ada perlambatan ekonomi, tapi kami yakin ke depan akan kami dorong," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis.

Airlangga tetap optimistis dengan pertumbuhan industri ke depan, mengingat beberapa industri andalan masih tumbuh dengan baik seperti industri makanan dan minuman, otomotif, serta industri tekstil dan produk tekstil.

Untuk itu, Kemenperin berupaya mencari hambatan-hambatan yang dapat mengganggu pertumbuhan industri tersebut agar dapat segera diselesaikan.

"Kita juga sedang mendorong wilayah kawasan industri baru. Diharapkan itu bisa meningkatkan kapasitas industri dalam negeri," ujar Airlangga.

Sementara itu, Sekjen Kemenperin Syarif Hidayat menyatakan, kondisi perekonomian global yang masih melemah disinyalir memengaruhi penurunan ekspor produk industri nasional ke beberapa negara.

"Kita lihat Malaysia, Thailand, pertumbuhan ekonominya di bawah kita. Jadi, memang tidak bisa dipungkiri bahwa perekonomian dunia sangat memengaruhi," ujar Syarif.

Dengan kondisi demikian, Syarif menambahkan, bahwa pertumbuhan industri bisa tumbuh setidaknya 5 persen hingga akhir 2016, di mana angka tersebut lebih rendah dari target yang dipatok yakni 5,7 persen.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016