Denpasar (ANTARA News) - Komandan Korem 163/Wirasatya, Kolonel Infantri Nyoman Cantiasa, megajak semua pihak dan seluruh komponen masyarakat untuk meningkatkan rasa nasionalisme dalam menghadapi tantangan dan masalah kebangsaan.

"Jiwa nasionalisme hendaknya dapat ditanamkan sejak usia dini, sehingga mampu menjadi bangsa yang kuat, jiwa patriotisme dan penuh tanggung Jawab," kata Cantiasa dalam sambutan tertulis dibacakan Pjs Kepala Staf Korem 163/Wirasatya, Letnan Kolonel Infantri Arif Hipayana, ketika membuka Dialog Kebangsaan mengusung tema "Pembangunan Nasional Semesta Berencana Untuk Membangun Karakter Bangsa", di Denpasar, Senin.

Dialog yang digelar serangkaian mengenang 71 tahun Puncak Pertemuan Gerakan Bawah Tanah Perang Kemerdekaan Indonesia, di Bali, 16 Agustus 1945-16 Agustus 2016 dan HUT ke-71 Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 2016.

Ia memaparkan, masalah kebangsaan dapat diatasi jika seluruh komponen masyarakat memiliki jiwa patriotisme dan tetap menjunjung tinggi empat pilar kebangsaan.

Keempat pilar kebangsaan Indonesia yang meliputi Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyang negara.

Indonesia sebagai bangsa yang besar dengan ragam budaya, sumber daya alam, sumber daya manusia serta kebinekaan merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang harus diakui, diterima dan dihormati.

Kemajemukan sebagai anugrah juga harus dipertahankan, dipelihara dan dikembangkan yang kemudian diwujudkan dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Oleh sebab itu seluruh masyarakat dan komponen bangsa harus memiliki cara pandang yang sama dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga mampu bersama-sama melaksanakan program pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Cantiasa juga mengingatkan seluruh komponen masyarakat untuk rela berkorban dan memiliki kemampuan bela negara dalam menjaga keutuhan NKRI.

Sementara Ketua Umum Menajemen Monumen Perjuangan Bangsal Dalung, Kabupaten Badung, dr Bagus Putu Arhana, mengatakan, kegiatan itu menampilkan tiga pembicara, Dr Ir Wayan Koster (anggota DPR), Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, dan guru besar Universitas Udayana, Prof Dr Wayan Windia.

Kegiatan itu menindaklanjuti kesepakatan bersama Korps Menwa Ugracena Provinsi Bali, Dewan Harian Daerah Angkatan Kerja 45 Provinsi Bali, Gerakan Nasional Pembudayaan Pancasila Provinsi Bali dan MPB.

Tindak lanjut kesepakatan tersebut juga telah melaksanakan pendidikan pendahuluan bela negara tingkat pelajar tahun 2016 yang telah meluluskan 2.112 pelajar SMA/SMK angkatan pertama hingga angkatan 21.

Menurut Komandan Menwa Ugracena Provinsi Bali, Bagus Ngurah Rai, sebanyak 400 pelajar SMP lain juga telah mendapat pendidikan pendahuluan bela negara dalam tiga kali angkatan.

Monumen Perjuangan Bangsa yang kini berdiri kokoh di Pertigaan Gaji, Dalung, Kabupaten Badung itu pada perang kemerdekaan RI mempunyai peran yang sangat stregis dalam mengatur perang mengusir kaum penjajah.

Jejak sejarah yang sangat strategis itu belakangan ini mulai ditinggalkan. Namun pihak keluarga besar Bagus Made Wena (alm) kini berupaya melestarikan dan mengembangkan.

Rumah Bangsal awal bangunannya sangat sederhana, sebagai bangunan yang dulu disebut loteng karena lantai dua, tempat ini menjadi lokasi sangat strategis bagi pemuda pejuang Bali untuk merancang gerakan bawah tanah.

Pewarta: I Ketut Sutika
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016