Baghdad (ANTARA News) - Pejuang Irak menewaskan lagi empat tentara Amerika Serikat di Irak saat pesawat tempur menghancurkan dua pabrik bom, Selasa, dalam upaya memotong jalur perbekalan pejuang ke Baghdad, tempat pemboman terus menentang penumpasan bersenjata. Satu tentara tewas akibat pemboman truk jibaku di ibukota minyak sengketa Kirkuk, Irak utara, yang menyasar kantor polisi, tempat pasukan Amerika Serikat sedang berkunjung dan merusak sekolah dasar perempuan. Bom itu -- disembunyikan di bawah kemasan tepung sebagai siasat baru untuk mengelabui korban dengan pengertian palsu keamanan -- membunuh 13 orang Irak, termasuk delapan siswi dan seorang anak baru berjalan. Dua lagi tentara Amerika Serikat luka. Tentara kedua tewas pada Senin akibat ledakan bom jalanan di samping kendaraannya dalam pertempuran dekat Bagdad, sementara tentara ketiga dan seorang anggota marinir tewas dalam baku-tembak di propinsi Anbar, Irak barat, Senin. Peningkatan korban tewas itu, yang tidak menunjukkan tanda menurun empat tahun sesudah tentara Amerika Serikat menyerbu Irak untuk menggulingkan Saddam Hussein, menyulut pertumbuhan penentangan terhadap perang itu di Amerika Serikat dan menyeru tentaranya pulang. Kematian terahir itu membuat kehilangan tentara Amerika Serikat di Irak sejak serbuan Maret 2003 mencapai 3.254 orang, kata hitungan kantor berita Prancis AFP berdasarkan atas angka Pentagon. Sementara itu, kantor berita Inggris Reuters menyebut tentara Amerika Serikat tewas di Irak itu mencapai 3.257 orang sesudah kematian terahir tersebut. Rinciannya, menurut tentara Amerika Serikat, ialah dua serdadu dan satu marinir tewas dalam serangan terpisah di Anbar, pusat perlawanan Arab Sunni. Satu tentara tewas dan tiga lagi cedera akibat bom besar truk meledak di Kirkuk. Sejak peluncuran gerakan besar-besaran keamanan di Bagdad pada Februari, tentara Irak dan Amerika Serikat mengurangi pembunuhan bergaya hukuman di ibukota Irak itu, tapi pemboman mobil oleh tersangka pejuang Sunni tetap menjadi sumber utama sakit kepala. Dalam upaya membendung aliran bahan peledak ke Bagdad, tentara memusatkan perhatian pada pelacakan sarana pembuat bom, yang sebagian besar bertada di pinggiran kota. Pesawat hari Selasa menghancurkan dua gedung besar, yang disebut orang Amerika Serikat digunakan membuat dan menyimpan bahan peledak di kota Arab Jubur, selatan ibukota tersebut. "Pasukan darat memanggil bantuan udara sewaktu menemukan sejumlah besar bahan kimia dan bahan pembuat bom rakitan di dua gedung," kata tentara, sebagaimana dilansir AFP. Dalam gerakan ditujukan pada pejuang Alqaida di dekat bekas kota pemberontak Fallujah, Anbar, pesawat tempur Amerika Serikat membunuh enam "teroris" dalam serangan udara, sedangkan pasukan darat menangkap tujuh orang, kata tentara. Presiden Amerika Serikat George W Bush, yang bersumpah memveto tuntutan Kongres akan penarikan sebagian besar tentara dalam 12 bulan, berbicara dengan Perdana Menteri Irak Nuri Maliki tentang penegakan keamanan itu. "Kedua pemimpin setuju atas kepentingan rencana keamanan saat ini bagi Bagdad dan daerah lain Irak serta setuju bahwa rencana itu harus dilaksanakan sampai tujuan ahir tercapai," kata jurubicara Gedung Putih. Gordon Johndroe juga menyatakan Maliki meyakinkan Bush akan "maju terus" dalam hal aturan pokok, seperti, rancangan undang-undang perbaikan untuk mendorong Sunni kembali ke arus utama politik dan menjauh dari pertempuran. (*)

Copyright © ANTARA 2007