Juba (ANTARA News) - Mantan wakil presiden dan pemimpin oposisi, Riek Machar, meninggalkan Sudan Selatan menuju negara tetangga, kata pejabat oposisi, Kamis.

Juru bicara James Gatdet Dak menolak menyebutkan negara tujuan Machar. Pernyataan pemimpin SPLA Oposisi (SPLA-IO) mengatakan ia pergi pada Rabu ke "negara aman di kawasan tersebut".

Machar memimpin pemberontakan dua tahun melawan pasukan yang setia kepada musuh lamanya, Presiden Salva Kiir, sebelum kedua pihak mencapai kesepakatan perdamaian pada Agustus 2015.

Berdasarkan atas kesepakatan itu, Machar pulang ke Juba pada April dan kembali menjabat wakil presiden.

Namun, pertempuran kembali pecah pada Juli, sehingga Machar bersama pasukannya mundur dari Juba sekitar pertengahan Juli.

Juru bicara Gatdek Dak dalam akun Facebooknya mengatakan para petempur oposisi "berhasil merelokasi pemimpin kami ke negara tetangga di mana ia akan mempunyai akses tak terbatas ke seluruh dunia dan media".

Sejak pertempuran pada Juli, Kiir memecat Machar dari posisinya dan menunjuk Taban Deng Gai, mantan negosiator oposisi yang pecah dari Machar, sebagai wakil presiden.

Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan kepada Kiir bahwa perubahan politik apapun harus sejalan dengan kesepakatan damai, yang menyatakan bahwa wakil presiden harus dipilih oleh Oposisi Bersenjata Sudan Selatan, demikian dilaporkan Reuters.

(Uu.S022)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016