Tahun ini kami membutuhkan pendanaan eksternal sebesar Rp7 triliun, di mana Rp4 triliun dipenuhi melalui pinjaman sindikasi lembaga keuangan dan sisanya dari penerbitan surat utang (obligasi)."
Jakarta (ANTARA News) - PT Angkasa Pura I (Persero) meraih pinjaman sindikasi dari sejumlah lembaga keuangan senilai Rp4 triliun untuk mendukung pengembangan lima bandara yang dikelola.

Direktur Utama Angkasa Pura I Sulistyo Wimbo Hardjito di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa fasilitas kredit itu bagian dari dari rencana pemenuhan pendanaan untuk pengembangan bandara Angkasa Pura I pada tahun 2016 ini.

"Tahun ini kami membutuhkan pendanaan eksternal sebesar Rp7 triliun, di mana Rp4 triliun dipenuhi melalui pinjaman sindikasi lembaga keuangan dan sisanya dari penerbitan surat utang (obligasi)," katanya.

Ia merinci PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) memberikan kredit kepada Angkasa Pura I sebesar Rp1,35 triliun, Bank Mandiri sebesar Rp1 triliun, Bank Central Asia (BCA) sebesar Rp800 miliar, Indonesia Infrastruktur Finance (IIF) sebesar Rp500 miliar, dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebesar Rp350 miliar.

Terkait obligasi, lanjut dia, pada Desember tahun ini perseroan berencana menerbitkan obligasi sebesar Rp3 triliun. Obligasi itu terdiri dari jenis konvensional senilai Rp2,5 triliun dan obligasi syariah (Sukuk) sebesar Rp500 miliar.

Sulistyo Wimbo Hardjito juga mengemukakan bahwa Angkasa Pura I menganggarkan belanja modal (capex) periode 2016-2020 sebesar Rp25 triliun. Dana itu juga akan dipenuhi melalui pinjaman kredit investasi dari perbankan dan lembaga keuangan non bank sebesar Rp10 triliun dan penerbitan obligasi Rp14,5 triliun.

Ia memaparkan bahwa pendanaan eksternal itu diperkukan perseroan untuk pembangunan dan pengembangan lima bandara, yakni Bandara Ahmad Yani, Semarang yang membutuhkan investasi sebesar Rp2,1 triliun, Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin Rp2,3 triliun, Bandara Baru Yogyakarta Rp9,3 triliun, Terminal 3 Bandara Juanda Surabaya Rp9,1 triliun, dan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar senilai Rp3,6 triliun.

"Pembangunan dan pengembangan bandara itu mendesak dilakukan karena sudah mengalami lack of capacity. Hal itu juga dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas layanan, kepuasan pengguna jasa bandara serta untuk mengimbangi laju pertumbuhan industri penerbangan nasional," katanya.

Sementara itu, Direktur Utama SMI Emma Sri Martini mengatakan bahwa pihaknya siap mendukung pembangunan infrastruktur di dalam negeri sehingga turut mendukung perekonomian nasional.

"SMI sebagai katalis pembangunan infrastruktur di Tanah Air mendukung penuh rencana Angkasa Pura I. Kami juga siap bersinergi dengan bank," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016