Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada perdagangan Rabu pagi ditutup di posisi 1.925,264, yang merupakan rekor terbaru yang diraih dalam tiga hari berturut-turut. IHSG sesi pagi ditutup naik 30,688 poin atau 1,62 poin menjadi 1.925,264, sedangkan indeks LQ45 melangkah 7,902 poin atau 1,94 persen ke posisi 414,403. Volume perdagangan mencapai 1,966 miliar unit saham dengan nilai Rp3,036 triliun dari 28.860 kali transaksi. Analis dari PT Danareksa Sekuritas, Yudi Sadewa, kepada ANTARA di Jakarta, Rabu, mengatakan bahwa kenaikan indeks ini salah satunya didorong oleh harapan turunnya BI-rate yang akan ditentukan pada Kamis besok dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia. Menurut Yudi, BI-rate diperkirakan turun 25 basis poin sehingga telah mendorong indeks naik sebesar 30 poin. "Harapan itu mendorong indeks naik 30 poin," katanya. Sementara Analis Riset PT Sinarmas Sekuritas, Alfiansyah, mengatakan kenaikan indeks juga dipicu oleh kondisi bursa regional yang posisif. Masih menguatnya Wall Street tadi malam telah mendorong perdagangan saham di kawasan regional. Pada perdagangan sesi pagi ini didominasi oleh saham yang naik sebanyak 93 jenis dibanding yang turun 46 dan 59 bergerak mendatar. Kenaikan indeks ini didorong naiknya saham-saham unggulan terutama sektor pertambangan dan perbankan. Naiknya saham Tambang Timah (TINS), Aneka Tambang (ANTM), Internasional Nickel (INCO), Perusahaan Gas Negara (PGAS), Bank Mandiri (BMRI), Bank BRI (BBRI) dan Astra Internasional (ASII) masih mendorong IHSG kembali membuat rekor barunya. Saham TINS menguat Rp550 menjadi Rp13.000, ANTM melambung Rp550 ke posisi Rp13.250, INCO melejit Rp2.600 ke level Rp62.650, PGAS terangkat Rp450 bertengger di Rp10.150, BMRI terdorong Rp50 ke harga Rp2.725, BBRI naik Rp150 menjadi Rp5.550 dan ASII terdongkrak Rp250 ke Rp14.050. (*)

Copyright © ANTARA 2007