Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta, agar badan kesehatan dunia (WHO) mengarahkan para perusahaan pembuat vaksin flu burung memproduksi vaksin yang harganya tercapai masyarakat di negara berkembang. "Saya dan presiden Yudhoyono berdiskusi banyak hal dan satu isu yang presiden tekankan adalah akses mendapatkan vaksin yang berkualitas tinggi dan harganya terjangkau terutama untuk negara berkembang," kata Dirjen WHO, Margareth Chan, dalam jumpa pers seusai bertemu dengan presiden Yudhoyono di Kantor Presiden di Jakarta, Rabu. Dijelaskannya, kedatangannya di Indonesia adalah untuk menindaklanjuti pertemuan menteri-menteri kesehatan dunia yang dilakukan di Indonesia beberapa waktu lalu, yang merekomendasikan untuk peningkatan kerjasama dalam berbagi informasi terutama mengenai virus flu burung di masing-masing negara. "Berbagai informasi sangat penting, yang harus dilanjutkan dengan berbagai virus yang akan dibuat diagnosanya sehingga bisa diakses semua negara. Saya mengucapkan terimakasih terhadap pemerintah Indonesia yang telah mengarahkan perhatian dunia terhadap pentingnya akses kepada vaksin yang berkualitas," katanya. Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes), Siti Fadilah Supari, mengatakan bahwa dalam waktu dekat akan mengirimkan kembali ke WHO contoh virus flu burung di Indonesia untuk kemudian dibuatkan vaksinnya oleh perusahaan yang ditunjuk WHO. "Kita akan resume dari virus ke WHO lagi dengan jaminan dalam rekomendasi dan Jakarta deklarasi dua minggu lalu. Jadi, kita akan kirim kembali karena itu untuk kepentingan global tanpa merugikan 'developing country'. Akan kita kirim tahun ini juga, tidak lebih dari dua bulan lagi," katanya. Depkes pada Rabu ini menguumkan bahwa satu lagi warga Propinsi DKI Jakarta, S (perempuan usia 23 tahun), dinyatakan positif terjangkit H5N1. Fakta itu dibuktikan lewat pemeriksaan PCR Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Depkes tanggal 2 April 2007 dan Laboratorium Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Jakarta tanggal 3 April 2007. Dengan bertambahnya satu kasus baru tersebut, hingga tanggal 3 April 2007, kasus yang dikonfirmasi Depkes positif menderita flu burung di Indonesia menjadi 92 kasus, yang 72 diantaranya meninggal dunia, sedangkan angka kematian (Case Fatality Rate/CFR) mencapai 78,26 persen. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007