Jakarta (ANTARA News) - Staf Khusus Menkominfo Alexander Rusli mengatakan harga penggunaan pita lebar (broadband wireless access/BWA) dapat turun sampai 40 persen dalam satu sampai dua tahun mendatang. "Harga `bandwidth` bisa turun harga sampai 40 persen satu sampai dua tahun lagi," kata Alexander yang ditemui pada acara Bubu Award di Jakarta, Rabu malam. Dia mengatakan mahalnya tarif penggunaan pita lebar dikarenakan komponen internasional yang masih mahal dan masih sedikitnya pengelola BWA di Indonesia. "Pengelola masih sedikit, karena tidak ada alternatif. Sekarang yang ada Indonsat, Telkomsel dan lainnya," ujar Alexander. Sementara itu, Menkominfo Sofyan Djalil yang ditemui pada kesempatan yang sama mengatakan pihaknya ingin menciptakan iklim kompetisi tarif pita lebar dengan dibangunnya jaringan fiber optic di Indonesia. "Kita ingin menciptakan kompetisi yang bagus kemudian dengan diperkenalkannya fiber optik ini. Semua itu akan membuat harga bandwidth cukup kompetitif," kata Sofyan Djalil. Menkominifo mengatakan dia telah mengeluarkan surat keputusan mengenai pemberian ijin labuh (landing right) untuk fiber optik internasional. "Kita sudah teken SK kemarin untuk pemberian lagi `landing right` untuk fiber optik internasional, dan bulan-bulan Mei atau Juni sudah dimulai dimenangkan untuk Palaparing. Kalau Palaparing sudah selesai, maka bandwidth domestik akan sangat murah," kata dia. Apabila sudah terbangun jaringan fiber optik di seluruh Indonesia melalui program Palaparing, Sofyan mengharapkan tarif internet akan lebih murah. "Saya harap pengguna internet kita membayar tidak lebih mahal daripada konsumen di negara tetangga kita," tambahnya. Tetapi Menkominfo tidak menjelaskan lebih lanjut berapa tarif pita lebar bila nantinya akan turun. "Kita berharap (tarif bandwidth) sampai standar internasional. Saya tidak bisa mengatakan berapa (turunnya harga bandwidth) yang penting harga kompetitif, harga murah, sehingga lebih banyak orang mendapatkan akses. Tapi semakin banyak orang mengakses harga bandwidth akan turun sendiri," jelas Menkominfo. Dia menjelaskan belum adanya kompetisi dalam penyedia dan masih terbatasnya bandwidth menjadi kendala untuk menurunkan harga bandwidth. "Oleh sebab itu kita membuka lebih banyak pemain misalnya dengan memberikkan ijin bandwidth internasional supaya lebih banyak yang bermain. Kita juga sudah membuat kebijakan menentukan harga sewa bandwidth oleh perusahaan," lanjut Menkominfo.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007