Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri RI menyampaikan bahwa sejauh ini tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam bencana gempa bumi berkekuatan 6,8 Skala Richter (SR) yang mengguncang Myanmar tengah.

"Dari informasi yang kami terima dari KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Myanmar, sampai saat ini tidak ada korban WNI dalam bencana gempa bumi tersebut," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir di Jakarta, Kamis.

Namun demikian, kata Arrmanatha, pihak KBRI masih akan terus memantau perkembangan di lapangan pasca gempa bumi yang melanda Kota Chauk, bagian barat daya Mandalay, Myanmar.

Kota Chauk berada 35 kilometer dari ibu kota Bagan, kota kuno Myanmar, disebut sebagai "Kota Empat Juta Pagoda". Wilayah itu merupakan tujuan turis utama di Myanmar.

Data sensus 2014 menunjukkan bahwa kota itu berpenduduk 45 ribu jiwa, dan 185 ribu orang tinggal di wilayah sekitarnya.

Arrmanatha menyebutkan bahwa berdasarkan catatan KBRI, jumlah WNI yang bermukim di Myanmar adalah sekitar 609 orang.

Pada kesempatan itu, Jubir Kemlu RI juga menyampaikan rasa belasungkawa dari Pemerintah Indonesia atas terjadinya gempa bumi di Myanmar itu.

"Pemerintah Republik Indonesia turut menyampaikan dukacita dan belasungkawa kepada pemerintah Myanmar dan para korban gempa bumi dan rakyat di Myanmar," ujar dia.

Gempa bumi berkekuatan 6,8 SR mengguncang Myanmar tengah, kata badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) dan otoritas setempat, Rabu (24/8). Bencana gempa itu mengguncang bangunan di Myanmar dan beberapa negara kawasan lain.

Gempa tersebut mengguncang bangunan di kota terbesar Myanmar, Yangon dan wilayah lainnya, kata saksi, seperti dilaporkan Reuters.

Perkantoran di ibu kota Thailand, Bangkok - terletak di bagian timur Myanmar - turut terguncang selama beberapa detik, kata penduduk setempat.

Getaran gempa juga dirasakan di Bangladesh, bagian barat Myanmar. Sejumlah orang berlarian ke jalan saat gedung berguncang, ujar penduduk.

Myanmar merupakan kawasan yang aktif secara seismik karena di bawahnya, lempeng Indo-Australia dan Eurasia bertemu.

Sebelumnya, setidaknya 74 orang pada Maret 2011 tewas akibat gempa dekat perbatasan Myanmar dengan Thailand dan Laos.

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016