Singapura (ANTARA News) - Harga minyak bervariasi di pasar Asia, Kamis, setelah Iran membebaskan 15 pelaut dan personil militer Inggris, meredakan kekhawatiran meningkatnya ketegangan diplomatik dan mengganggu pasokan minyak mentah, kata para pelaku pasar. Meski begitu perkembangan yang terjadi di Iran itu sedikit terhapus oleh pengumuman data cadangan energi di Amerika Serikat (AS), sebagai konsumen energi terbesar dunia, tambah mereka. Para pelaut dan marinir itu dijadwalkan kembali ke Teheran pada pukul 04.30 GMT setelah Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, Rabu, meredam krisis dengan permintaan maafnya atas penahanan warga Inggris tersebut. Perdagangan minyak di pasar Asia, untuk minyak light sweet New York, untuk pengiriman bulan Mei, turun sembilan sen menjadi 64,29 dolar per barel dari sebelumnya 64,38 dolar pada perdagangan semalam di AS. Harga minyak sempat anjlok menjadi 63,56 dolar di perdagangan New York setelah tersebarnya berita perkembangan di Iran. Minyak Brent Laut Utara untuk pengiriman Mei, naik 29 sen menjadi 68,69 dolar. Kontrak turun menjadi 66,93 dolar atas berita-berita pelepasan pelaut Inggris. "Harga minyak turun akibat penyelesaian damai atas ketegangan antara Inggris dan Iran," kata Victor Shum, analis dari perusahaan konsultan energi, Purvin and Gertz di Singapura. "Tetapi pasar masih didukung oleh faktor fundamental yang cukup untuk menjaga harga bertahan dari penurunan yang lebih jauh lagi." Faktor yang mendukung kenaikan harga minyak diantaranya adalah penurunan tajam yang terjadi pada cadangan bahan bakar minyak (BBM) di AS serta kekhawatiran atas program nuklir Iran, katanya. Laporan mingguan Departemen Energi AS menyebutkan bahwa cadangan BBM AS turun hingga lima juta barel menjadi 205,2 juta barel pada pekan lalu, ketimbang proyeksi penurunan 300.000 barel yang dibuat sebelumnya. Stok BBM diawasi secara ketat menjelang masuknya musim berkendaraan di AS, dimana warga AS banyak yang menggunakan kendaraan bermotor menikmati liburan musim panas. Penurunan cadangan produk minyak itu mendukung harga meskipun cadangan minyak mentah AS melonjak 4,3 juta barel menjadi 332,7 juta pada pekan sebelumnya. Harga minyak mentah sempat mencapai di atas 69 dolar per barel, Senin (2/4), saat ketegangan diplomatik memuncak antara Iran dan Inggris sehubungan penahanan 15 personil militer Inggris oleh Iran. Namun tindakan Iran itu belum menghapus kecurigaan negara-negara Barat bahwa Iran tengah mengembangkan bom atom. "Meskipun pelaut yang ditahan telah dilepas oleh Iran, harga belum akan benar-benar kembali ke kisaran 61 atau 62 dolar (dimana minyak) diperdagangan di sekitar harga itu sebelum krisis terjadi," kata Shum, seperti dikutip AFP. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007